Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

23 Desember 2009

The Australian Ingatkan Bahaya Website Hizbut Tahrir Indonesia dalam Perang Ideologi Melawan Kapitalisme

Posted by cah_hamfara 04.46, under | No comments


Media The Australian (11/12) memuat artikel yang mengingatkan kemenangan
dalam perang ideology merupakan kunci kemenangan dalam menghadapi
kelompok Islam yang ingin memperjuangkan syariah dan Khilafah. Dalam artikel yang provokatif yang berjudul Islamists must be prevented from brainwashing kids , penulis melakukan kebohongan dengan mengkaitkan upaya penegakan syariah dan Khilafah sebagai tindakan terorisme . Kemudian dibangun logika untuk menang dalam perang melawan teroris ini adalah dengan mengalahkan ideologynya.
Dalam
Artikel yang ditulis Carl Ungerer ( director of national security at
the Australian Strategic Policy Institute) tersebut dinyatakan :
Agar
suatu ideologi berkembang , ideolagi itu harus terus mencari
anggota-anggota baru. Pada saat sebuah organisasi teroris generasi
baru terbentuk, masyarakat internasional tampak tidak mampu lagi
merespons secara komprehensif, dengan cara yang strategis.Untuk saat
ini, perang global melawan teror telah terbagi antara 95 persen operasi
militer dan 5 persen operasi ideologis. Hal itu harus dibalik, karena
memenangkan perang ideologi lah yang akhirnya akan menentukan apakah
kita berhasil atau gagal melawan gelombang terorisme keagamaan saat ini.
Artikel ini juga secara khusus menulis tentang Hizbut Tahrir Indonesia. Meskipun diakui sendiri oleh penulis Hizbut Tahrir tidak
menggunakan kekerasan dalam perjuangannya , penulis mengingatkan Hizbut
Tahrir sebagai ancaman karena perjuangan ideologinya.
Tertulis dalam artikel tersebut :
Jumlah
serangan teroris di seluruh dunia mungkin telah berkurang, tetapi
ideologi korosif yang mendorong terorisme internasional terus
memperoleh dukungan dari mulai Somalia hingga ke Filipina selatan. Dan
fokus cuci otak ideologis ini semakin diarahkan kepada anak-anak.
Di
Indonesia, kelompok Islam radikal Hizbut Tahrir memfokuskan
perhatiannya pada sekolah-sekolah, menyediakan bahan bacaan dan
instruksi-instruksi yang menganjurkan para remaja ikut menggulingkan
demokrasi sekuler dan diterapkannya Hukum Islam dan Khilafah.

Meskipun organisasi-organisasi seperti itu berhenti untuk tidak
mempromosikan kekerasan, hubungan radikalisasi antara propaganda dan
terorisme telah menjadi mapan.Seperti memperluas cakupan internet,
begitu juga cakupan luas dari pesan-pesan ekstrim.
Artikel tersebut juga menyatakan bahaya website Hizbut Tahrir Indonesia yang mampu bersaing dengan organisasi berita global :
Hizbut
Tahrir Indonesia mengelola sebuah website yang canggih yang mampu
bersaing dengan organisasi berita global. Remaja adalah pengguna
terbesar internet, dan situs-situs jaringan sosial interaktif
menyediakan kelompok teroris peluang-peluang baru untuk merekrut dan
meradikalisasi mereka.
Tuduhan
terhadap HT sebagai pengemban ideologi perantara atau pemberi inspirasi
bagi tindakan terorisme juga sangat lemah. Tidak ada uraian yang jelas
dan detail, pandangan ideologi mana dari HT yang melegalkan penggunaan
kekerasan dalam perjuangannya menegakkan Khilafah dan syariah.
Kalau dikatakan memberikan inspirasi, ini juga jelas sangat kabur. Kalau setiap yang memberikan inspirasi disebut teroris, mestinya
AS-lah yang paling layak disebut teroris karena sangat banyak aksi
kekerasan merupakan reaksi dari kebijakan AS yang menindas di Dunia
Islam. Artinya, AS bisa dianggap telah memberikan inspirasi bagi
tumbuhnya kelompok-kelompok yang melakukan perlawanan terhadap Amerika
seperti yang terjadi di Irak saat ini. Bukankah perlakuan kejam tentara
AS di Penjara Guantanamo dan pembunuhan oleh tentara AS terhadap rakyat
sipil di Irak, Afganistan dan lainnya adalah di antara faktor yang
menimbulkan perlawanan terhadap AS?
Tidak
hanya di luar negeri, upaya pengaitan HT dengan terorisme juga
dilakukan di dalam negeri. Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono dalam
wawancara dengan TVOne (29/7/2009) berusaha mengaitkan terorisme dengan
apa yang dia sebut sebagai wahabi radikal. Menurutnya, wahabi radikal
merupakan lingkungan yang cocok (habitat) bagi terorisme. Hendropriyono
lantas menyebut keterkaitan wahabi radikal dengan Hizbut Tahrir dan
Ikhwanul Muslimin.
Semua
tudingan itu tentu tidak benar. Hizbut Tahrir, dengan tetap menegaskan
tentang kewajiban jihad untuk mengusir penjajah Barat dari
negeri-negeri Muslim seperti Irak dan Afganistan serta Palestina, dan
keutamaan mati syahid, telah menyatakan bahwa garis perjuangannya
tidaklah dengan menggunakan kekerasaan/angkat senjata (non violence).
Hal
ini bisa dilihat secara terbuka dalam buku-buku rujukan HT seperti
kitab Ta’rîf (Mengenal HT) atau Manhaj Hizb at-Tahrîr fî Taghyîr
(Strategi Hizbut Tahrir untuk Perubahan). Hizbut Tahrir dalam hal ini
berkeyakinan, bahwa jalan menuju cita-cita harus dimulai dari perubahan
pemikiran, serta menyakini bahwa masyarakat tidak dapat dipaksa untuk
berubah dengan kekerasan dan teror. Karena itu, garis perjuangan Hizbut
Tahrir sejak berdiri hingga seterusnya adalah tetap, yaitu bersifat
fikriyah (pemikiran), siyâsiyah (politik) dan wa la ‘unfiyyah
(non-kekerasan).
Prinsip
ini dibuktikan di sepanjang aktivitasnya lebih dari 50 tahun sejak
berdiri, HT tidak pernah sekalipun tercacat menggunakan kekerasan
meskipun banyak penguasa yang bersikap represif terhadapnya. Dalam
wawancara dengan Al-Jazeera, 17 Mei 2005, Craig Murray, mantan Duta
Besar Inggris untuk Uzbekistan, mengatakan, “Hizbut Tahrir merupakan
organisasi yang betul-betul tanpa kekerasan.”
Soal
penolakan HT terhadap kekerasan juga diakui oleh Jean-Francois Mayer,
seorang penulis asal Switzerland dan sekaligus pengamat aliran-aliran
agama modern, dalam makalah berjudul, “Akankah Hizbut Tahrir Menjadi
al-Qaeda di Masa Mendatang?”, yang di publikasikan pada 08/09/2003 M,
melalui kantor berita Roozbalt. Di situ ia menulis, “Dapat ditegaskan
bahwa Hizbut Tahrir bukanlah gerakan perdamaian. Akan tetapi, pada fase
ini Hizbut Tahrir tidak menggunakan kekerasan dalam berbagai
aktivitasnya meskipun kritiknya dan seruannya sangat ekstrem. Sungguh
amat mengherankan, banyak anggotanya yang benar-benar dapat mengontrol
emosinya meskipun tekanan semakin bertambah.”

Walhasil, upaya mengkaitkan Hizbut Tahrir dengan kekerasan merupakan
upaya sia-sia yang penuh kebohongan dari Barat. Penyebabnya hanya satu
, karena Hizbut Tahrir ingin menegakkan kembali syariah Islam dan
Khilafah. Barat sangat mengerti Syariah dan Khilafah akan menghentikan
penjajahan Barat di dunia Islam yang selama ini mereka eksploitasi.
Syariah
Islam juga akan menyelesaikan persoalan umat Islam di dunia bahkan
manusia secara keseluruhan , yang akan membuat kapitalisme sebagai
ideology busuk akan ditinggalkan manusia. Khilafah juga akan
mempersatukan umat Islam diseluruh dunia dan membebaskan negeri-negeri
Islam yang dijajah. Semua ini jelas sangat menakutkan bagi Barat sang
Penjajah , tapi disisi lain akan membebaskan negeri Islam dari
penjajahan Barat yang buas dan mengerikan (FW)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Istrahatnya s'org aktivis adalah suatu kelalain, Laa rohata ba'dal yauum. Teruslah berjuang hingga Allah memenangkan Dien ini atau kita Syahid Karenanya...