Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

31 Januari 2009

Liburan Tiba...! Ngapain yah?

Posted by cah_hamfara 22.31, under | 1 comment

Liburan…ya..adalah satu kata yang sangat dinanti-nanti oleh banyak mahasiswa atau pelajar, karena bisa terbebas dari banyak tugas, bisa istirahat, rekreasi, jalan-jalan, de el el. Sebenarnya aneh juga, karena sebagian besar, mereka sendiri yang mau menyandang status sebagai mahasiswa atau pelajar yang notabene..ya bergelut dengan segala kepusingan yang ada… hayo ngaku!. Akan tetapi ternyata tidak semuanya yang merasa liburan adalah masa-masa bebas. Justru di liburan ini banyak PR dan tugas-tugas yang harus dikerjakan. Tugas apaan tuch.. saya katakan demikian, karena saya merasakannya.

PR atau tugas tersebut adalah…”Merancang Program Dakwah”

Ketika dulu sebelum masuk kuliah, atau sebelum menjadi mahasiswa…tidak pernah ada lintasan pikiran seperti itu, bikin2 proyek….Proyek Dakwah lagi, karena dulu saya bukanlah seorang aktivis..hanya orang biasa yang tidak dikenal (emang sekarang dikenal ta?….he), bahkan tidak diperhitungkan. Ada atau tidak adanya saya, tidak memberikan efek yang signifikan, atau ga ngefek lah….begitu mungkin bahasa sekarangnya.


Namun, seiring waktu saya pun jadi tahu apa itu dakwah kampus, aktivis dakwah dan apa aja kegiatannya. Dan lama-lama tidak sekedar tahu aja tapi juga sedikit demi sedikit terlibat di dalamnya.
Begitu pula dengan liburan.. Mungkin di liburan kali ini pun.. ga tahu sempat pulang apa nggak ke kampung, banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dirancang…. banyak amanah…alhamdullillah.. nggak jadi pengangguran

banyak suka dukanya…
Itulah sekilas cerita…


Dakwah itu perlu persiapan yang matang, tidak hanya bergerak aja, perlu strategi dakwah yang jitu dan membentuk barisan yang rapi.
Ternyata banyak lho.. yang perlu dikerjakan selama liburan ini. Menyusun rencana/strategi ke depan, menyiapkan SDM, menjalin kemitraan, dan masih banyak lagi. Juga perlu menyiapkan program2 kerja yang akan dilaksanakan. Jadi setelah liburan nanti, ketika masa aktif kuliah kerja kita nggak terlalu berat, karena konsepnya udah dipersiapkan sebelumnya. Belum lagi kegiatan2 untuk menyambut maba, sudah mulai gerak niich. persiapan mentoring, persiapan diklat jurusan, kegiatan himpunan yang lainnya. banyak sekali tuch..


Masalah klasik memang, ketika di tengah kesibukan itu, hanya ada beberapa orang aja di kampus, yang lain masih pulang kampung, belum balik. Boleh lah..pulang kampung.. birul walidain, tapi jangan sampai lupa amanah ya…

“Sungguh beban da’wah ini sanggup meremukkan tulang belulang bagi yang memikulnya, kecuali mereka yang tangguh. Da’wah ini butuh MUJAHID TANGGUH ! Dengan strategi da’wah yang jitu yang digagas oleh orang-orang cerdas, dilaksanakan oleh orang-orang yang ikhlas dan dengannya Allah S.W.T akan memberikan kemenangan hanya kepada orang-orang yang berani.” (Assyahid Syeikh Saayid Qutb)

———–

Salam Perjuangan
by edi purnomo

Kembali Pendukung Hizbut Tahrir Ditahan di Kyrgyzstan Gara-gara Selebaran Berisi Seruan Agama!

Posted by cah_hamfara 00.00, under | No comments


Syabab.Com - Penderitaan Muslim di Kyrgyzstan tampaknya belum usai, terutama bagi para pengemban dakwah Islam. Rezim penguasa yang takut atas geliat kebangkitan Islam kembali melakukan penangkapan terhadap pengemban dakwah. Di daerah Chui, Kyrgyzstan, seorang anggota partai politik Hizbut Tahrir berumur 41 tahun ditahan gara-gara selebaran berisi seruan agama, Selasa, 20/01/09.

Pengemban dakwah itu ditangkap saat ia ingin memperbaiki sepatu, lalu ditemukan 23 pamflet yang berisi seruan agama.

Perlu diketahui, penangkapan terhadap aktivis dakwah gara-gara selebaran berisi seruang agama ini bukan pertama kalinya. Seperti dilaporkan sebelumnya, Pejabat Kementerian Dalam Negeri baru-baru ini telah menahan warga Kygyzstan yang telah mendistribusikan leaflet Hizbut Tahrir secara langsung di ibu kota. Berbagi upaya penghentian dakwah melalui usaha penangkapan itu tak membuat aktivis dakwah di negeri itu berhenti. Seruan terhadap Islam terus digelorakan di tengah-tengan ancaman reizm penguasa di negeri itu.

Hizbut Tahrir merupakan partai Islam internasional yang bergerak di berbagai negeri, baik di negeri Timur Tengah hingga Asia Tenggara, dari Eropa hingga Amerika. Di Asia Tengah, ketidaksanggupan para penguasa untuk berdebat dengan para anggota Hizbut Tahrir yang selalu menyeru para penguasa itu menerapkan Islam, harus direspon dengan penangkapan dan tuduhan ekstrimis.

Menurut para ahli, organisasi Islam Hizbut Tahrir ini secara bertahap meningkatkan pengarunyadi Kyrgyzstan terutama di bagian Selatan, seperti daerah Osh dan Jalal-Abad. Tujuan utama dari organisasi untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan metode penegakkan Khilafah Islamiyyah.

Demikianlah, ujian dakwah akan senantiasa siap menghadang, terutama bila dakwahnya itu mengikuti metode Rasulullah Saw. Apa yang dialami saudara-saudara Muslim di Asia Tengah berupa penangkapan hingga penyiksaan dan pembunuhan bukanlah hal yang baru bagi para pengemban dakwah. Di zaman Rasulullah Saw, satu-satunya teladan umat, juga mengalami berbagai rintangan dalam dakwahnya, seperti penganiayaan, stigma negatif hingga pemboikotan.

Semoga, berbagai ujian tersebut semakin menguatkan keimanan para pengemban dakwah di mana pun berada, khususnya saudara-saudara Muslim di Kyrgyzstan. Semoga setelah kesulitan ini, Allah Swt. segera mendatangkan pertolongan-Nya berupa kemenangan dengan tertegaknya Khilafah Rasyidah 'ala minhajin nubuwwah. Amin. [ali/rgm/qv/syabab.com]
sumber:www.syabab.com

30 Januari 2009

TANGGAPAN HIZBUT TAHRIR INDONESIA TERHADAP FATWA MUI TENTANG GOLPUT

Posted by cah_hamfara 23.51, under | No comments

KANTOR JURUBICARA HIZBUT TAHRIR INDONESIA
Nomor: 152/PU/E/01/09
Jakarta, 28 Januari 2009 M/01 Shafar 1430 H

Melalui forum Ijtima’ Ulama yang diselenggarakan pada 24 – 26 Januari 2009 lalu di Padang Panjang, Sumatera Barat, MUI mengeluarkan sejumlah fatwa, diantaranya tentang Golput (Tidak Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilihan Umum). Dikutip dari naskahnya, fatwa itu berbunyi sebagai berikut:

1. Pemilihan umum dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa.
2. Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah dan imarah dalam kehidupan bersama.
3. Imamah dan imarah dalam Islam menghajatkan syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agama agar terwujud kemashlahatan dalam masyarakat.
4. Memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib.
5. Memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 1 (satu) atau tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram.

Selanjutnya fatwa ini diikuti dengan dua rekomendasi, yakni: (1) Umat Islam dianjurkan untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar makruf nahi munkar; (2) Pemerintah dan penyelenggara pemilu perlu meningkatkan sosialisasi penyelenggaraan pemilu agar partisipasi masyarakat dapat meningkat, sehingga hak masyarakat terpenuhi.

Terhadap fatwa di atas, Hizbut Tahrir Indonesia memberikan tanggapan sebagai berikut:

1. Benar bahwa kepemimpinan adalah perkara yang sangat penting dalam Islam. Dengan adanya seorang pemimpin, maka kepemimpinan (imamah) dan pengaturan (imarah) masyarakat agar tercipta kemashlahatan bersama dapat diwujudkan. Oleh karena itu, benar pula bahwa memilih pemimpin dalam Islam yang memenuhi syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agama (Islam), yakni yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam, agar terwujud kemashlahatan bersama dalam masyarakat adalah sebuah kewajiban. Tapi kewajiban di sini harus dikatakan sebagai kewajiban kolektif (fardhu kifayah), dimana bila kepemimpinan yang Islami telah terwujud, maka kewajiban itu bagi yang lainnya telah gugur.

2. Benar bahwa memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 1 (satu) adalah haram. Tapi harus dikatakan, bahwa meski secara personal pemimpin tersebut telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 1 (satu), sebagai pemimpin ia wajib memimpin semata-mata berdasarkan syariat Islam saja, karena kemashlahatan bersama hanya akan benar-benar terwujud bila pemimpin mengatur masyarakat dengan syariat Islam. Tanpa syariat Islam, meski pemimpin itu secara personal telah memenuhi syarat agama, yang terjadi bukan kemaslahatan, tapi mafsadat atau kerusakan seperti yang terjadi sekarang ini.

3. Telah ditetapkan melalui fatwa MUI sebelumnya bahwa Sekularisme hukumnya haram, maka memimpin berdasarkan Sekularisme juga harus dinyatakan haram. Karenanya, memilih pemimpin yang akan memimpin dengan Sekularisme atau menolak syariat Islam demi mempertahankan Sekularisme, juga seharusnya dinyatakan haram.

4. Adapun ketetapan bahwa tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram, tidaklah tepat, karena kewajiban memilih pemimpin adalah kewajiban kolektif (fardhu kifayah), bukan kewajiban perorangan (fardhu ain). Itu pun dengan catatan, jika pemimpin yang dipilih atau diangkat tersebut adalah pemimpin yang benar-benar akan menjalankan syariat Islam.

5. Bagi siapa saja yang akan turut memilih pemimpin, maka wajib ia memilih pemimpin yang memenuhi kriteria agama (Islam), dan yang dipastikan akan memimpin berdasarkan syariat Islam semata. Karena itu, rekomendasi poin 1 dimana umat Islam dianjurkan untuk memilih pemimpin dan wakil-wakilnya yang mengemban tugas amar makruf nahi munkar, tidaklah tepat. Mestinya, bukan dianjurkan, tapi diwajibkan memilih pemimpin yang mampu mengemban tugas amar makruf nahi mungkar, bukan yang sebaliknya.

6. Adapun tentang pemilihan wakil rakyat, tidaklah bisa disamakan dengan pemilihan pemimpin karena hukum memilih wakil rakyat memang berbeda dengan memilih pemimpin. Hukum memilih pemimpin yang mengemban tugas amar makruf nahi munkar melalui penerapan syariat Islam secara kaffah adalah fardhu kifayah. Sedangkan memilih wakil rakyat yang mengemban tugas amar makruf nahi munkar adalah mubah, mengingat hukumnya mengikuti hukum wakalah (perwakilan) dimana seseorang boleh memilih, boleh juga tidak. Maka, bagi umat Islam yang akan memilih wakilnya mestinya juga bukan sekedar dianjurkan, tapi diwajibkan untuk memilih yang akan benar-benar mampu mengemban amar makruf nahi munkar. Dan sebaliknya, dalam fatwa itu semestinya harus dinyatakan haram memilih wakil rakyat yang sekuler dan tidak mengemban amar makruf nahi munkar.

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia
Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net

Gedung Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia
Crowne Palace A25, Jl. Prof. Soepomo Nomer 24, Jakarta Selatan 12790
Telp / Fax : (62-21) 8353253 Fax. (62-21) 8353254
Email : info@hizbut-tahrir.or.id Website : www.hizbut-tahrir.or.id

ANTARA KULIAH, DAKWAH DAN MA'ISYAH

Posted by cah_hamfara 00.30, under | 1 comment

ANTARA KULIAH DAKWAH DAN MA'ISYAH
(Sebuah Tulisan Untuk Renungan)

Memang, tidak akan bisa dipungkiri bahwa tujuan seseorang masuk ke Perguruan Tinggi (PT) itu untuk kuliah. Dulu ketika masih berseragam putih abu-abu, dia mempunyai impian bisa lepas dari penjajahan seragamnya. Dia ingin bebas mereguk nikmatnya ilmu dengan tidak dikekang oleh borgol putih abu-abunya. Sekarang, setelah kelulusan, lepaslah borgol itu dengan aksi semprotan pilox mereka...dia pun menekadkan diri untuk mencebur di samodra mahasiswa. Sedikit lagi impiannya tercapai.

Betapa terbelalaknya mereka, ketika impian mereka dibungkam oleh penguasa berupa mahalnya biaya kuliah. BHP (Betapa maHalnya Pendidikan) jelas sekali menjadi racun liberalisasi pendidikan, entah dengan alasan apapun. Impian pun sempat surut, yah.....

KULIAH GRATIS 100%....BYAAARRR....tiba-tiba dia merasa seperti disambar petir disiang bolong ketika membaca poster sebuah PT swasta di Jogja yang menawarkan kuliah gratis. Impiannya pun kembali menari-nari dalam benaknya. Ini tidak mahal, ini murah, bahkan gratis.. Segera dia pelototin poster yang nempel di papan pengumuman masjid dekat rumahnya. Ya..!! dengan mantab diputuskanlah untuk kuliah di kampus tersebut.

Proses pendaftaran berjalan lancar. Sekarang menjadi mahasiswa...lebih-lebih setelah menjadi mahasiswa dia mendapatkan tantangan dari kakak angkatnya tentang agama yang mengusik dia. Benarkah saya ini muslim?? inilah kalimat yang terucap dalam hatinya yang paling dalam. Untuk itu, dia memutuskan terjun kedunia DAKWAH dalam rangka memperkuat aqidahnya.

Yaa..sekarang dia mahasiswa sekaligus pengemban dakwah. Kajian-kajian tidak pernah ditinggalkan. Dari liqo-an sampai halaqoh-an (katanya liqo dan halaqoh beda) diikutinya. Seakan menjadi muslim sejati, keberaniannya membengkak....(emangnya bisul). Namun sekali lagi dia berfikir...

Allah yang mengujinya dengan sedikit rezki menjadikan dia bertanya-tanya? KAPITALISME telah menjadi bencana bagi hidup ini. Kemiskinan ini adalah akibat ulah tangan-tangan kapitalis. Hancurkan kapitalisme. Bukan sekedar dalam konsep, dia pun mulai merangkak berkata kepada kedua orang tuanya:”Bapak-Ibu, mulai bulan ini saya tidak usah dikirimin uang. Biarkan saya bekerja mencari ma'isyah sendiri (emangnya sudah punya aisyah euy..??)” Jadi penjual roti bakar pun akan saya jalani, dari pada menjadi jongosnya kapitalisme.


Hidup pun dia alami. Antara Kuliah, Dakwah dan Ma'isyah.
Semoga bisa menjadi renungan....

28 Januari 2009

GOLPUT HARAM...?

Posted by cah_hamfara 14.15, under | No comments

[Al-Islam 440] Kontroversi di seputar usulan fatwa haramnya golput dalam Pemilu—yang pernah dilontarkan oleh Ketua MPR Hidayat Nurwahid beberapa waktu lalu—tampaknya direspon Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam Ijtimaa Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III yang diselenggarakan 23-26 Januari 2009 lalu di Padang Panjang Sumatera Barat, golput menjadi salah satu agenda pembahasan; selain sejumlah masalah seperti kasus penikahan dini, senam yoga, rokok, bank mata dan organ tubuh lainnya serta sejumlah UU.

Terkait dengan golput dalam Pemilu, Ijtima Ulama yang dihadiri oleh 700 ulama dan cendekiawan tersebut menghasilkan sebuah kesimpulan (baca: fatwa), bahwa golput hukumnya haram. “Golput haram bila masih ada calon yang amanah dan imarah, apapun partainya,” papar Humas MUI, Djalal (Kompas, 27/1/2009). Ini karena, menurut Sekretaris Umum MUI Pusat Ichwan Syam, “Pemilihan umum dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa.” (Republika, 27/1/2009).

Namun, pandangan berbeda dikemukakan Dr. Sofjan S. Siregar. Ia menyatakan bahwa fatwa MUI yang mengharamkan golput adalah sebuah ‘blunder ijtihad’ dalam sejarah perfatwaan MUI. Justru mengharamkan golput itu hukumnya haram. “Sampai detik ini, saya gagal menemukan referensi dan rujukan serta dasar istinbath para ulama yang membahas masalah itu,” ujar Sofjan, doktor syariah lulusan Khartoum University, direktur ICCN, Ketua ICMI Orwil Eropa dan dosen Universitas Islam Eropa di Rotterdam. “Oleh sebab itu, saya menyerukan kepada pematwa dan peserta rapat MUI yang terlibat dalam ‘manipulasi politik fatwa golput’ untuk bertobat dan minta maaf kepada umat Islam Indonesia, karena terlanjur membodohi umat,” tandas Sofjan (Detik.com, 27/1/2009).

Pengamat politik Indobarometer M. Qodari bahkan menilai, dengan fatwa tersebut MUI telah melanggengkan bobroknya sistem politik di Indonesia. “Kalau mereka dilarang untuk golput, hal itu justru menjustifikasi sistem politik yang tidak baik. Fatwa harusnya menganjurkan pada kebaikan,” jelas Qodari (Detik.com, 26/1/2009).

Komentar tajam juga dilontarkan oleh pengamat politik dan ekonomi, Ichsanuddin Noorsy. Menurut Noorsy, MUI tidak konsisten dalam berpijak mengeluarkan fatwanya. Sebab, Pemilu yang dilakukan dengan basis individual atau demokrasi liberal merupakan pemikiran Barat. Karenanya, Noorsy menambahkan, alasan dan argumen rasional MUI lemah. “Fatwa MUI kali ini pun gagal merujuk al-Quran dan Hadis. Kalau fatwa ini mempertimbangkan kebaikan, berarti MUI mengabaikan kebenaran ajaran dan kecerdasan masyarakat,” tegasnya. (Detik.com, 27/01/2009)

Jika demikian, bagaimana sesungguhnya Pemilu—juga kedudukan golput—dalam pandangan hukum Islam?
Hukum Pemilu Menurut Syariah

Pemilu di Indonesia saat ini ditujukan untuk: 1) Memilih wakil rakyat yang akan duduk di DPR/Parlemen; 2) Memilih penguasa.

1. Memilih wakil rakyat.

Dalam pandangan hukum Islam, Pemilu untuk memilih wakil rakyat merupakan salah satu bentuk akad perwakilan (wakalah). Hukum asal wakalah adalah mubah (boleh). Dalilnya antara lain: Pertama, hadis sahih penuturan Jabir bin Abdillah ra. yang berkata: Aku pernah hendak berangkat ke Khaibar. Lalu aku menemui Nabi saw. Beliau kemudian bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ وَكِيْلِيْ بِخَيْبَرَ فَخُذْ مِنْهُ خَمْسَةَ عَشَرَ وَسَقًا
Jika engkau menemui wakilku di Khaibar, ambillah olehmu darinya lima belas wasaq (HR Abu Dawud).

Kedua, dalam Baiat ‘Aqabah II, Rasulullah saw. pernah meminta 12 wakil dari 75 orang Madinah yang menghadap kepada Beliau saat itu. Keduabelas wakil itu dipilih oleh mereka sendiri.
Wakalah itu sah jika semua rukun-rukunnya dipenuhi. Rukun-rukun tersebut adalah: adanya akad (ijab-qabul); dua pihak yang berakad, yaitu pihak yang mewakilkan (muwakkil) dan pihak yang mewakili (wakîl); perkara yang diwakilkan; serta bentuk redaksi akad perwakilannya (shigat tawkîl). Semuanya tadi harus sesuai dengan syariah Islam.

Menyangkut Pemilu untuk memilih wakil rakyat, yang menjadi sorotan utama adalah perkara yang diwakilkan, yakni untuk melakukan aktivitas apa akad perwakilan itu dilaksanakan. Dengan kata lain, apakah aktivitas para wakil rakyat itu sesuai dengan syariah Islam atau tidak. Jika sesuai dengan syariah Islam maka wakalah tersebut boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak sesuai maka wakalah tersebut batil dan karenanya haram dilakukan.

Sebagaimana diketahui, paling tidak, ada 2 (dua) fungsi utama wakil rakyat di DPR/Parlemen. Pertama: melegislasi UUD/UU. Berkaitan dengan fungsi legislasi ini, tidak ada pilihan lain bagi kaum Muslim dalam mengatur kehidupan pribadi, masyarakat, dan negaranya kecuali dengan menggunakan syariah Allah SWT (Lihat, misalnya: QS Yusuf [12]: 40; QS an-Nisa [4]: 65; QS al-Ahzab [33]: 36). Oleh karena itu, setiap aktivitas pembuatan perundang-undangan yang tidak merujuk pada wahyu Allah (al-Quran dan as-Sunnah) merupakan aktivitas menyekutukan Allah SWT (Lihat: QS at-Taubah [9]: 31). Pelakunya juga bisa terkategori kafir, fasik atau zalim (Lihat: QS al-Maidah [5]: 44; 45; 47).

Dalam Islam, kedaulatan hanyalah milik Allah, bukan milik rakyat sebagaimana yang terdapat dalam sistem demokrasi. Artinya, yang diakui dalam Islam adalah ‘kedaulatan syariah’, bukan kedaulatan rakyat. Ini berarti, dalam Islam, hanya Allahlah yang berhak menentukan halal-haram, baik-buruk, haq-batil, serta terpuji-tercela; bukan manusia (yang diwakili oleh para wakil rakyat) sebagaimana dalam sistem demokrasi. Allah SWT berfirman:

]إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ ِللهِ[
Hak membuat hukum itu hanyalah milik Allah (QS Yusuf [12]: 40)

Karena itu, hukum wakalah dalam konteks membuat dan melegalisasikan UU yang tidak bersumber pada syariah, atau hukum Allah, jelas tidak boleh.

Kedua: fungsi pengawasan. Menyangkut fungsi pengawasan DPR/Parlemen—berupa koreksi dan kritik terhadap pemerintah/para penguasa atau UU yang digodok dan dihasilkan oleh DPR—jelas hukumnya wajib secara syar’i. Fungsi tersebut terkategori ke dalam aktivitas amar makruf nahi munkar, yang wajib dilakukan oleh setiap Muslim, terlebih para wakil rakyat.
Jadi, dalam pandangan hukum Islam, Pemilu untuk memilih para wakil rakyat hukumnya dikembalikan kepada dua fungsi yang mereka mainkan di atas.

2. Memilih penguasa.

Adapun dalam konteks memilih penguasa, Islam memiliki pandangan tersendiri yang berbeda dengan pandangan politik demokrasi sekular. Dalam sistem politik Islam, aktivitas memilih dan mengangkat penguasa (imam/khalifah) untuk melaksanakan hukum-hukum Islam bukan hanya boleh, bahkan wajib. Sebab, imam/khalifah tersebut diangkat dalam rangka menjalankan hukum-hukum syariah dalam negara, dan ketiadaan imam/khalifah akan menyebabkan tidak terlaksanakan hukum-hukum syariah tersebut.

Adapun dalam sistem demokrasi, Pemilu untuk memilih penguasa adalah dalam rangka menjalankan sistem sekular, bukan sistem Islam. Karena itu, status Pemilu Legislatif tidak sama dengan Pemilu Eksekutif. Dalam konteks Pemilu Legislatif, status Pemilu tersebut merupakan akad wakalah sehingga berlaku ketentuan sebelumnya. Namun, dalam konteks Pemilu Eksekutif, statusnya tidak bisa lagi disamakan dengan status akad wakalah, melainkan akad ta’yîn wa tanshîb (memilih dan mengangkat) untuk menjalankan hukum-hukum tertentu. Dalam hal ini statusnya kembali pada hukum apa yang hendak diterapkan. Jika hukum yang diterapkan adalah hukum Islam maka memilih penguasa bukan saja mubah/boleh, melainkan wajib. Demikian juga sebaliknya.
Tinjauan Politik

Selain tinjauan dari segi syariah, Pemilu (khususnya dalam memilih para wakil rakyat) dan fenomena golput juga bisa ditinjau dari kacamata politik. Dalam hal ini, Jubir HTI, HM Ismail Yusanto, berpandangan: Pertama, UU Pemilu sendiri menyebut bahwa memilih itu hak, bukan kewajiban. Jadi, bagaimana mungkin hak itu dihukumi haram ketika orang itu tidak mengambilnya. Lagipula, memilih untuk tidak memilih itu berarti juga memilih. Jadi, fatwa haram golput itu sendiri secara filosofis bermasalah.

Kedua, sekarang ini berkembang fenomena golput di mana-mana. Dalam Pilkada itu golput sampai 45%-47%. Ini angka yang sangat tinggi. Itu harus dipahami secara lebih mendalam. Jangan-jangan itu merupakan cerminan dari ketidakhirauan masyarakat karena mereka melihat bahwa proses politik (Pemilu) itu tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap kehidupan mereka.

Ketiga, ketika orang tidak menggunakan pilihan politiknya tidak bisa dikatakan bahwa dia apolitik. Sebab, boleh jadi hal itu didasarkan pada pengetahuan politik dan sikap politik; bahwa dia tidak mau terus-menerus terjerumus dalam sistem sekular yang terbukti bobrok ini.

Keempat, terkait dengan Hizbut Tahrir, Hizb memandang bahwa aktivitas politik itu tidak berarti mengharuskan Hizb ada di parlemen. Mengoreksi penguasa adalah bagian aktivitas politik. Mendidik umat dengan pemikiran dan hukum-hukum Islam juga merupakan aktivitas politik. Selama ini, itulah di antara yang telah, sedang dan akan terus-menerus dilakukan oleh Hizb (Hizbut-tahrir.or.id, 27/1/2009).
Sikap Kaum Muslim Seharusnya

Berdasarkan penjelasan di atas, sikap yang harus ditunjukkan oleh setiap Muslim adalah:
Tidak memilih calon/partai manapun yang nyata-nyata tidak sungguh-sungguh memperjuangkan tegaknya syariah Islam, apalagi sampai mengokohkan sistem sekular saat ini.
Berjuang secara serius dan terus-menerus untuk menerapkan syariah Islam dan mengubah sistem sekular ini menjadi sistem Islam dengan metode yang telah digariskan oleh Rasulullah saw., yaitu melalui pergulatan pemikiran (as-shirâ’ al-fikri) dan perjuangan politik (al-kifâh as-siyâsi). Perjuangannya itu diwujudkan dengan mendukung individu, kelompok, jamaah, dan partai politik yang nyata dan konsisten berjuang demi tegaknya Khilafah dan diterapkannya syariah Islam.
Secara sendiri-sendiri atau bersama tetap melakukan kritik dan koreksi terhadap para penguasa dan wakil rakyat atas setiap aktivitas dan kebijakan mereka yang bertentangan dengan syariah Islam.
Tidak terpengaruh oleh propaganda orang-orang atau kelompok tertentu yang menyatakan bahwa mengubah sistem sekular dan mewujudkan sistem Islam mustahil dilakukan. Sebab, kaum Muslim pasti bisa melakukan perubahan jika berusaha keras, sungguh-sungguh, dan ikhlas karena Allah dalam berjuang. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya, termasuk merealisasikan tegaknya Khilafah bagi kaum Muslim untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam (isti’nâfu al-hayâh al- Islâmiyah) melalui penerapan syariah Islam di dalam negeri dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Di bawah naungan Khilafah pula, umat Islam di seluruh dunia akan dapat disatukan kembali sekaligus menjadi umat terbaik, dan Islam pun akan menjadi pemenang atas semua agama dan ideologi sekalipun orang-orang kafir membencinya. Allah SWT berfirman:

]وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ بِنَصْرِ اللهِ [
Pada hari itu bergembiralah orang-orang Mukmin karena pertolongan Allah (QS ar-Rum [30]: 4-6)

Komentar al-Islam:

Ijtima Ulama Tetapkan 24 Fatwa Baru (Republika, 27/1/2009).

Sayang, tidak ada satu pun fatwa yang mewajibkan penerapan syariah Islam secara kaffah oleh negara.

23 Januari 2009

Hati-Hati Penyimpangan Makna Jihad

Posted by cah_hamfara 15.44, under | No comments


Jihad yang arti syara’nya adalah perang dalam rangka menghalangi rintangan-rintangan fisik dalam penyebaran Islam akan didistorsikan maknanya hingga menyimpang. Pendistorsian makna jihad ini tampak ketika dialihkannya makna syara’ jihad kedalam makna bahasa saja yakni sungguh-sungguh. Pengalihan makna ini berdampak pada pemahaman yang keliru, ambil contoh misalnya bersungguh-sungguh belajar, bisa diartikan sudah jihad. Bahaya....jika demikian bisa saja ketika seseorang bersungguh-sungguh (ngeden, jw) mengeluarkan air besar di toilet disebut jihad. Ini penyimpangan makna Jihad yang pertama.
Penyimpangan kedua yang juga harus diwaspadai adalah terkhususkannya jihad pada wilayah tertentu (kelompok ini bahkan mengatakan: Palestina bumi Jihad). Artinya, jihad hanya terbatas diwilayah tertentu, misalnya Palestina. Tidak hanya itu, jihad semestinya berada diseluruh penjuru bumi, dimana disitu ada penghalang dakwah Islam secara fisik maka disitu diwajibkan pula Jihad. Di Palestina ya, di Moro ya, di Uzbekistan ya, Irak, Afghanisan, Ceshnia dll.
Penyimpangan ketiga adalah menciutkan makna jihad yang sebatas membela diri. Dikatakan menyimpang karena, mestinya jihad bukan sekedar membela diri, melainkan juga menyerang, menakhlukkan dan membebaskan negeri-negeri dari kekufuran hingga berada dalam pelukan Islam. Dengan inilah Islam bisa tersebar hingga 2/3 dunia bahkan sekarang sampai dalam pelukan keimanan kita. Allahu Akbar...
Penyimpangan-penyimpangan tadi tentu akan terluruskan kembali jika Khilafah tegak kembali. Institusi pelaksana syariah, termasuk disini yaitu jihad fi sabilillah. Wallahu a’lam

22 Januari 2009

Surat Ummu Taqi dari Gaza

Posted by cah_hamfara 14.42, under | No comments

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Akhwat dan Ikhwan sekalian yang saya cintai, pada kesempatan ini saya ingin mengirimkan salam dari akhwat dan ikhwan di Gaza. Dengarlah situasi yang kami hadapi dan ceritakan ini pada semua orang yang anda kenal dan tidak anda kenal.

Ketika Zionis menyerang kami tanggal 27 Desember 2008, sebenarnya mereka tidak hanya menyerang Hamas, dan kaum muslimin di Gaza, tapi mereka menyerang umat Islam keseluruhan. Mereka menyerang Islam dengan harapan bahwa mereka akan dapat melemahkan dan akhirnya menghancurkan Islam dan umat Muhammad SAW.

Dan mereka tidak akan pernah berhenti di sini. Mereka ingin merampas Al Aqsa yang kita cintai, mereka ingin Tepi Barat dan percayalah kepadaku jika saya katakan bahwa mereka ingin seluruh Timur Tengah.

Namun mereka tidak akan pernah berhasil. Mereka tidak akan pernah bisa memadamkan cahaya Allah. Insya Allah.

Situasi yang kami hadapi ini sungguh-sungguh mencekam tetapi Iman kami masih kuat Alhamdulillah, walaupun kami tidak memiliki air, dan apabila memang ada, maka air itu sudah tercemar dan mengandung penyakit. Kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. Apabila kita menemukan uang untuk membeli dari penjualnya maka sangat berbahaya bagi kami untuk bepergian untuk mendapat pasokan air yang baru. Kami tidak memiliki gas, dan kami sudah tidak memilikinya selama empat bulan terakhir. Kami memasak sedikit makanan yang kami masak dengan api yang kita telah pelajari untuk mempersiapkannya.

Semua pria disini telah kehilangan pekerjaannya. Saat ini mereka menghabiskan waktu di rumah. Suami saya dapat menghabiskan waktu sehari pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mendapatkan air yang sangat kami perlukan. Dia biasanya kembali dengan tangan hampa. Tidak ada sekolah, tidak ada bank dimana kita dapat menarik uang. Hanya sedikit rumah sakit yang buka bagi orang-orang yang terluka. Anda selalu menyadari risiko yang akan anda hadapi ketika anda keluar rumah dan ketika Anda berada dalam ruangan. Mereka mengenakan jam malam kepada kami antara jam 1-4 sore. Mereka bilang, kita dapat keluar dengan aman untuk mendapatkan kebutuhan kami, tapi itu adalah dusta. Mereka seringkali punya kesempatan untuk menambah syuhada ke dalam daftar mereka.

Sehari kami makan nasi dan keesokan harinya kami makan roti. Daging dan susu adalah barang mewah. Mereka menggunakan bahan kimia di daerah-daerah perbatasan. Mereka tidak hanya membunuh kami dengan peluru dan tank-tank dan pesawat-pesawat B52, tetapi juga mereka membunuh kami secara perlahan dengan membuat anak-anak kami kelaparan, yang menyebabkan munculnya penyakit yang sulit digambarkan yang disebabkan bahan kimia itu dan mereka tertawa atas penderitaan kami yang berkepanjangan dan tak tertahankan ini.

Tapi atas semua hal ini kami diberitahu bahwa orang-orang berdemonstrasi di seluruh dunia. MashAllah, kenyataan bahwa Anda pergi ke kedutaan-kedutaan besar dan meninggalkan rumah Anda benar-benar membuat kami merasa bahwa kami tidak sendirian dalam perjuangan ini.

Tapi Anda dapat pulang pada malam hari dan mengunci pintu. Kami tidak dapat melakukan itu. Saya harus meninggalkan rumah saya di lantai dua setiap malam dan tinggal dengan kakak saya di lantai dasar. Karena seandainya terjadi serangan, kami bisa cepat-cepat keluar dari lantai dasar.















Tetapi umat bertanya-tanya di manakah tentara kaum Muslim? Di manakah kemenangan? Dan di manakah pemimpin sejati kita yang akan menyelamatkan kita dari kematian? Di manakah tentara Salahudin Ayubi? Jangan berharap pada PBB, mereka mengakui Israel sebagai sebuah Negara pada tahun 1949 dan mengunci nasib kami menjadi seperti pada hari ini. Jangan menoleh ke Amerika atau Inggris, bukankah mereka yang menyerbu ummat Islam di Irak dan Afghanistan? Panggilah para tentara di Mesir, Syria, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan. Di manakah tentara Bangladesh, Negara-negara Teluk, Indonesia dan Libya? Apakah mereka cukup hanya menonton para wanita menjerit meminta pertolongan ketika musuh mengubur anak-anak kecil kami? Apakah kuping mereka tuli hingga tidak bisa mendengar jeritan saudaranya para ikhwan dan akhwat? Bukankah kami memiliki hak untuk makan dan minum dengan selamat dan aman. Bukankah kami juga punya hak untuk tertawa dan hidup dengan memiliki harapan?

Ya, kami lelah. Ketika kami mendengar suara roket dan bom dan melihat pesawat-pesawat yang terbang sangat rendah menghampiri gedung-gedung tempat kami berada, saya berteriak sementara anak-anak dan suami saya merasa putus harapan. Para ikhwan akan tahu seperti apa rasanya ketika merasa putus asa untuk bisa melindungi kehormatan dan kehidupan keluarga Anda. Ada sesuatu yang membunuh dia dari dalam. Kami sering bertanya-tanya kapan mereka akan menjual tanah kami dengan harga murah, apakah serangan ini akan merenggut nyawa seribu atau dua ribu orang. Kami masih menunggu dan melihat. Orang-orang Israel sudah merencanakan di tempat mana mereka akan buat pemukiman baru di Gaza. Seperti inilah keadaan kami.

Tapi dalam semua kejadian ini, tidak ada yang lain selain Allah SWT yang dapat menyelamatkan kami. Jangan lupakan kami karena saat ini Anda semua adalah yang kami miliki. Sedekah anda tidak kami terima, dan ketika mereka membuka perbatasan maka sedekah itu hanya diterima segelintir orang saja yang tidak tahu harus berbuat apa karena akan beresiko bagi hidup kami hanya untuk membeli makanan. Mereka akan membunuh siapapun, siapapun apakah dia adalah anak umur lima tahun yang sedang membawa makanan untuk keluarganya. Kami ingin hidup dari keringat kaum laki-laki kami, bukan dari keringat orang lain karena kami sedang sekarat.

Terus lakukan pekerjaan yang Allah perintahkan dan berdoalah untuk kemenangan yang akan segera datang dan menyelamatkan ummah di segala tempat. InshAllah.

Semoga Allah SWT membuat kami teguh dalam din ini, selama masa perjuangan ini dan selama masa kemudahan. Ya Allah, berilah kemenangan kepada kami segera dan segeralah tegakkan kembali Islam sebagai otoritas yang dengannya kami hidup, Ya Allah, kirimlah kepada kami anak-anak Salahudin, bala tentara Islam untuk menyelamatkan ummat Muhammad SAW dari penindasan di mana kita hidup. Ya Allah lindungilah anak-anak kami dan usirlah kaum zionis dari tanah kami. Ya Allah, hari ini saksikanlah pada hari ini kami telah meminta pertanggung jawaban para pemimpin kami, kami berdoa semoga Engkau segera mengembalikan kepada kami seorang pemimpin sejati, seorang Khalifah. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saudaramu Ummu Taqi

Wahai Kaum Muslimin!

Posted by cah_hamfara 02.52, under | No comments

Belumkah Saatnya Anda Menyadari, bahwa Khilafahlah Satu-satunya Yang Memuliakan dan Menyelamatkan Anda..
Dan Anda Menyadari, bahwa Para Penguasa Anda adalah Pelindung Musuh Anda, bukan Pelindung Anda?


[Al-Islam439] Pada tanggal 27 Desember 2008 yang lalu, negara Yahudi telah memulai serangan biadabnya ke Gaza, kemudian meluluhlantakkan, melakukan pembantaian, dan seterusnya… Bahkan telah membumihanguskan manusia, tetumbuhan, bebatuan dan sebagainya… Setelah itu, negara Yahudi itu pun mengumumkan gencatan senjata pada tanggal 17 Januari 2009 secara sepihak untuk memberikan gambaran opini umum, bahwa mereka mempunyai kekuatan dan keperkasaan, dimana negara Yahudi itu bisa memulai serangan biadabnya kapan saja, dan menghentikannya kapan saja sesukanya.

Negara Yahudi itu memang telah melakukan semuanya itu, sementara para penguasa kaum Muslim hanya bisa menghitung korban yang tewas dan terluka, atau bahkan mungkin mereka tidak pernah menghitungnya dan tidak pula menghiraukannya! Karena mereka telah berhasil melakukan kebohongan publik, penyesatan, pengkhianatan dan konspirasi untuk mereduksi masalah Palestina dari permasalahan Islam menjadi masalah bangsa Arab, kemudian menjadi masalah bangsa Palestina hingga kemudian hanya sekadar masalah penduduk Gaza!

Tindakan mereka itu telah dibantu oleh sejumlah organisasi Palestina, yang telah menjadikan keputusan-keputusan KTT Arab dan Islam, agar meninggalkan Palestina dan menjadikannya hanya menjadi masalah bagi bangsa Palestina. Keputusan-keputusan itu telah menjadikannya hanya sebagai seremoni Palestina! Dengan seremoni ini, para penguasa itu telah membangun pengkhianatan mereka kepada Palestina. Karena itu, tidak ada satu pun front yang dibuka untuk membela Gaza, baik oleh negara-negara di sekitar Palestina, yang ada dataran tinggi Golan, Selatan Lebanon, Kaero, Riyadh, Amman, dan sebagainya… ataupun oleh negara-negara yang memiliki peluncur rudal yang bisa menjangkau negara Yahudi, seperti Iran, Pakistan atau yang lainnya… Semuanya itu hanya untuk menjaga seremoni tersebut dilakukan oleh warganya, bahkan ketika seremoni tersebut telah berubah menjadi pembantaian seperti yang dilakukan oleh negara Yahudi sekalipun.

Wahai kaum Muslim, bukankah merupakan kehinaan dan aib ketika para penguasa Anda justru bersikap keras kepala untuk berunding dengan entitas Yahudi dalam perjanjian damai dengannya, ataupun menyerah kalah. Keduanya adalah sama. Padahal, seharusnya mereka menunaikan kewajiban dari Rabb mereka dengan melenyapkan entitas Yahudi yang merampas Palestina?

Bukankah merupakan kehinaan dan aib, ketika Gaza dibantai, sementara para penguasa itu tetap tidak mau mengerahkan tentara untuk menolong Gaza, bahkan sebaliknya mereka malah memperdagangkan darah-darah penduduk Gaza dengan berbagai konferensi yang merealisasikan kemaslahatan bagi negara Yahudi, yang justru tidak bisa direalisasikan di medan perang?

Bukankah merupakan kehinaan dan aib, ketika semua pengorbanan mereka harus diakhiri dengan perundingan dan konferensi yang justru menjaga keamanan Yahudi, mewujudkan keberlangsungan mereka, serta mengokohkan entitasnya? Kami tidak mengatakan, pengorbanan di medan perang yang tampak seolah-olah entitas Yahudi itu menang, sebaliknya kami katakan pengorbanan di medan perang yang tidak pernah dimenangkan oleh entitas Yahudi:

Akhir Perang 1973 di Mesir, dimana tentara Mesir telah berhasil menembus terusan Suez dan menerobos garis demarkasi, sehingga dalam peperangan tersebut tentara Yahudi mengalami kekalahan dan nasib buruk, namun justru berakhir dengan Perjanjian Camp David yang telah mengeluarkan Mesir dari peperangan dengan negara Yahudi, sehingga untuk menambah jumlah polisi Mesir satu orang saja terpaksa membutuhkan persetujuan dari negara Yahudi itu!

Begitulah, pada akhirnya keamanan negara Yahudi itu pun secara penuh dan memadai harus dijaga oleh pihak Mesir! Kemudian diikuti dengan Perjanjian Wadi Arobah yang melanjutkan jejak Perjanjian Camp David, dan keamanan Yahudi pun harus dijaga oleh Yordania.

Akhir dari Perang 1973 di Suriah, dimana tentara Suriah pada awalnya berhasil menguasai lereng Thabariyah dan sekitarnya, yang semuanya itu diperoleh melalui peperangan hebat dalam posisinya di dataran tinggi Golan. Ternyata akhir dari semuanya itu adalah Kesepakatan Golan, yang menjaga keamanan negara Yahudi di dataran Golan, meskipun negara Yahudi itu tetap saja mencaploknya. Suriah pun akhirnya harus menjaga keamanan Yahudi secara penuh dan memuaskan!

Kemudian akhir dari Perang Lebanon 2006, ketika roket-roket pasukan perlawanan (Hizbullah) menghujani sejumlah lokasi di Israel, dan memenuhi hati orang-orang Yahudi itu dengan kepanikan dan ketakutan, namun akhir dari peperangan tersebut justru keluarnya Resolusi 1701 yang menjaga keamanan Yahudi di Selatan Lebanon. Sampai pada satu titik, dimana front di Selatan Lebanon tetap dingin, meskipun pembantaian biadab terhadap penduduk Gaza tengah berlangsung… Padahal front itu dahulu pernah membara meski lebih kecil daripada pembataian Gaza kali ini!

Itulah akhir dari sikap kepahlawanan penduduk Gaza, yang akhirnya harus diakhiri dengan sejumlah langkah hina demi merealisasikan Resolusi 1860, melalui perjanjian keamanan antara Amerika dengan entitas Yahudi, yang bertujuan untuk menjaga keamanan entitas ini, baik di atas maupun di dasar laut! Kemudian diikuti, dan jejaknya ditutup dengan Konferensi Sharm asy-Syaikh Arab-Eropa-Turki untuk menyusun hasil-hasil perjanjian keamanan yang mendukung dan mengokohkan entitas Yahudi, serta memaksakan blokade senjata terhadap Gaza yang lebih kuat dan berbahaya daripada blokade sebelumnya…

Semuanya itu berlangsung di depan mata para penguasa itu, dan mereka dengar sendiri, bahkan di antara mereka malah ada yang justru menyempurnakan dan memastikan blokade ini melalui sejumlah konferensi yang berlangsung secara paralel, atau hanya ikut-ikutan, yang ujungnya diakhiri dengan keburukan dan kemudaratan.

Wahai kaum Muslim… Meskipun Amerikalah yang memimpin serangkaian propaganda keamanan untuk mendukung entitas Yahudi, bahkan Konferensi Sharm asy-Syaikh yang diselenggarakan pada tanggal 18 Januari 2009, yang diikuti lima negara Eropa, namun konferensi tersebut sejatinya hanya mengikuti Kesepakatan Amerika-Yahudi tanggal 16 Januari 2009. Meskipun demikian, kalau bukan karena dukungan dari para penguasa di negeri Muslim kepada Amerika, pasti Amerika tidak akan bisa membawa apapun di negeri-negeri kaum Muslim, baik itu perdamaian maupun peperangan.

Para penguasa itu pun sebenarnya mendengar jeritan histeris anak-anak, rintihan orang-orang yang terluka dan orang-orang tua, serta seruan orang-orang yang meminta pertolongan, bahkan ribuan kali jeritan: Wahai Mu’tashim!.. Meski begitu, para penguasa itu tetap saja tuli, bisu, buta, dan tidak mau berpikir!
Wahai kaum Muslim, apakah setelah semuanya ini, masihkan Anda tidak menyadari, bahwa sejatinya para penguasa itu adalah pelindung musuh-musuh Anda, dan bukan pelindung Anda? Apakah Anda masih tidak sadar juga, bahwa semua orang yang ikut andil mengokohkan gagasan, bahwa masalah Palestina adalah masalah bangsa Palestina, bahkan hanya masalah penduduk Gaza saja; semua orang yang ikut andil dalam hal ini, meski hanya dengan satu kata saja, maka dia sejatinya telah ikut andil dalam menelantarkan Palestina?

Mungkinkah entitas Yahudi itu dilenyapkan dan Palestina dikembalikan secara utuh ke pangkuan negeri Islam, sekali lagi mungkinkah itu semua dilakukan tanpa adanya sebuah negara yang mengerahkan tentara untuk memerangi entitas Yahudi, lalu mengalahkan dan melenyapkan eksistensinya?

Wahai kaum Muslim, belum cukupkah semua musibah yang menimpa Anda ini, juga kehinaan dan kenistaan yang dibelenggukan ke leher Anda oleh para penguasa Anda? Belum cukupkah semuanya ini untuk membulatkan azam dan tekad Anda untuk berjuang dengan sungguh-sungguh dan serius demi mendirikan Khilafah yang akan mengembalikan kemuliaan Anda? Dengannya, berarti Anda menolong Allah, dan Allah pun akan menolong Anda.

Kemudian Anda, wahai para tentara kaum Muslim, tidakkah Anda seharusnya menebus kesalahan Anda dengan mentaati para penguasa Anda yang zalim dan mengabdi kepada kaum Kafir, serta diamnya Anda untuk membela penduduk Gaza, sekali lagi tidakkah Anda seharusnya menebus semuanya itu dengan meninggalkan dan mengganti para penguasa itu, dan menolong para perjuang yang berjuang untuk menegakkan Khilafah, sehingga Allah memuliakan Anda dengan terealisasinya kabar gembira dari Rasulullah saw melalui tangan-tangan Anda:

«… ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ»
… Kemudian akan tegak Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian?

Wahai kaum Muslim, sungguh benar-benar telah penuh sesak, dan adzab dunia pun dipenuhi dengan kehinaan dan kesedihan mengalir deras di depan mata Anda. Bahkan orang yang diliputi kehinaan dan martabat yang rendah pun kini telah memiliki kekuatan dan kekuasaan terhadap diri Anda:

]أَوَلاَ يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُوْنَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لاَ يَتُوْبُوْنَ وَلاَ هُمْ يَذَّكَّرُوْنَ[
Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak juga bertaubat dan tidak pula mengambil pelajaran? (QS. at-Taubah [9]: 126)

Wahai kaum Muslim… Ini merupakan masalah yang serius, bukan main-main. Anda kini hanya mempunyai dua pilihan: Pertama, diam dan tidak ikut berjuang mengganti para penguasa itu, hingga kehinaan dan nestapa pun akan terus membelenggu leher Anda akibat ulah para penguasa Anda, yang justru mengubah kemenangan Anda menjadi kekalahan, melalui berbagai perundingan dan perjanjian… Setelah itu, akan diikuti dengan kehinaan di dunia, serta kesedihan dan azab, disamping adzab di akhirat yang jauh lebih pedih dan dahsyat:

]وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ[
Dan sesungguhnya azab pada hari akhirat lebih besar kalau mereka mengetahui. (QS. Az-Zumar [39]: 26; al-Qalam [68]: 33)

Atau pilihan kedua, bergerak secara aktif untuk mengganti para penguasa itu, dan mengangkat seorang Khalifah ar-Rasyid yang akan menjadi pelindung dan perisai, dimana rakyat akan berperang di belakangnya. Dengan begitu, Anda akan bisa melenyapkan entitas Yahudi dan mengembalikan bumi Palestina secara utuh ke pangkuan negeri Islam. Dengan itu, Anda pun bisa meraih kemuliaan di dunia dan di akhirat.

Wahai kaum Muslim, sesungguhnya Hizbut Tahrir menyerukan kepada Anda dengan suara lantang, bahwa pada diri Anda terdapat kekuatan. Jika kekuatan itu ditempatkan pada tempatnya, pasti akan berbuah. Sesungguhnya para tentara itu adalah putera-puteri Anda. Mereka pun akan bergerak melalui pergerakan Anda. Lalu, apakah Anda tetap tidak akan bergerak?

Wahai para Tentara, sesungguhnya Hizbut Tahrir menyerukan kepada Anda dengan suara lantang, bahwa Anda adalah bagian dari umat yang memiliki vitalitas; umat terbaik yang pernah dilahirkan untuk seluruh umat manusia sejak Rasulullah saw memimpinnya, lalu diteruskan oleh para Khulafa’ ar-Rasyidin, kemudian oleh para khalifah setelahnya. Ingatlah nenek moyang Anda yang menjadi pahlawan dan pasukan mujahidin yang telah memimpin pasukan, menyebarluaskan Islam, membebaskan berbagai wilayah, mengalahkan musuh dan menceraiberaikannya di belakang mereka.
Wahai kaum Muslim… Wahai para Tentara…

Tebuslah dosa Anda karena diam tidak menolong Gaza, dengan jalan berjuang sungguh-sungguh untuk menegakan Khilafah hingga Anda meraih kemuliaan di dunia dan akhirat. Apakah Anda mau melalukannya? Apakah Anda bersedia memenuhi seruan ini?

]يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا اسْتَجِيْبُوْا لِلَّهِ وَلِلرَّسُوْلِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللَّهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ[
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. al-Anfâl [8]: 24)

23 Muharram 1430
Hizbut Tahrir
19 Januari 2009

Komentar:
Ismail Haniya: Hamas Memenangkan Perang (Republika, 20/01/09)
Sesungguhnya perang belum usai, sebelum Yahudi dihancurkan!

15 Januari 2009

Pengkhianatan Penguasa Negeri Muslim Mendukung Israel

Posted by cah_hamfara 20.22, under | 2 comments


Seandainya saya seorang pemimpin Arab, saya tidak akan pernah menandatangani sebuah perjanjian dengan Israel. Adalah hal yang normal; kami telah merampas negara mereka. Benarlah, Tuhan menjanjikan tanah itu kepada kami, tapi bagaimana hal itu dapat menarik perhatian mereka? Tuhan kami bukanlah Tuhan mereka. Telah ada Anti - Semitisme, Nazi, Hitler, Auschwitz, tapi apakah itu kesalahan mereka? Mereka tidak melihat malainkan satu hal: kami telah datang dan telah mencuri tanah mereka. Kenapa mereka mau menerima itu?” David Ben Gurion – Perdana Menteri Israel yang pertama. (1)

Pernyataan yang dibuat oleh Ben Gurion pada tahun 1948 ini mengungkapkan suatu persekongkolan besar mengenai Para Penguasa Muslim di mata kaum Zionis. Bahkan Ben Gurion, perdana menteri pertama Israel menganggap penanda tanganan sebuah perjanjian dengan seorang Penguasa Muslim dengan Negara Israel adalah suatu pengkhianatan atas masyarakat yang mereka wakili. Namun, pada hari ini para Penguasa Muslim itu tidak hanya puas dengan pengkhianatan yang mereka lakukan dengan menanda tangani perjanjian-perjanjian dengan Negara Israel, bahkan mereka juga bekerja untuk melakukan normalisasi hubungan antara Negara yang keberadaanya tidak sah itu dengan Negara-negara Muslim dan mereka juga melawan setiap penentangan atas Negara penjajah Israel. Hal inilah yang menyebabkan mengapa Ben Gurion menganggap para Penguasa Muslim itu berada satu tenda dengan Israel ketika dia mengatakan bahwa para penguasa Arab adalah barisan pertama pertahanan bagi Israel, dia juga mengatakan “Para rezim Muslim adalah artifisial dan mudah bagi kamu untuk menganggap remeh mereka” (2). Apa yang dia maksud sebagai artifisial adalah bahwa para penguasa Muslim itu telah dipaksakan keberadaanya atas ummat sejak dihancurkannya Khilafah Usmani pada tahun 1924.

Kegagalan para penguasa Muslim untuk merespon agresi yang dilakukan selama bertahun-tahun oleh Negara-negara non-muslim atas ummat Islam telah mengungkap pengkhiatan para penguasa Muslim tersebut. Pengkhianatan paling tinggi kita saksikan selama perang yang terjadi baru-baru ini antara Israel dengan Hizbullah, ketika para penguasa Muslim menyalahkan Hizbullah sebagai pihak yang menyulut peperangan.

Perang tersebut sebenarnya disulut oleh Israel dengan rencananya untuk melucuti senjata Hizbullah, yang merupakan kekuatan militer satu-satunya di wilayah itu yang menentang Israel dan melindungi rakyatnya dari agresi Israel. Kebanyakan berita media barat yang bias menyalahkan Hizbullah sebagai pihak yang memulai perang tapi ketika kita memeriksa sebuah laporan PBB atas konflik itu sejak penarikan mundur Israel dari Libanon pada tahun 2000, laporan itu menyebutkan banyak pelanggaran yang dilakukan Israel:

“Berkaitan dengan pelanggaran udara, laporan tadi menyatakan bahwa pesawat-pesawat Israel melanggar garis perbatasan hampir setiap hari, dengan melakukan penetrasi jauh kedalam wilayah udara Libanon” (Jan-Juli 2001)

“Dengan kekuatiran yang sama, menurut Sekjen PBB, Israel telah melakukan pelanggaran udara atas Garis Biru (Blue Line), yang terus terjadi hampir setiap hari, dengan masuk jauh ke dalam wilayah udara Libanon. Pelanggaran udara ini tidak bisa dibenarkan dan menimbulkan kekuatiran pada masyarakat sipil, khususnya atas pesawat yang terbang rendah memekakkan telinga di atas wilayah pemukian.”(Jan-Juli 2002)

“Sekjen PBB juga mengutarakan kekuatirannya yang dalam, bahwa “ Israel melakukan provokasi dan pelanggaran wilayah kedaulatan Libanon yang tidak bisa dibenarkan. Hizbullah kemudian melakukan pembalasan dengan menembakkan rentetan senjata anti pesawat udara di sepanjang Garis Biru “adalah pelanggaran yang merupakan ancaman langsung bagi kehidupan manusia “, tambahnya.” (Jan-July 2004).

Sekjen PBB melaporkan pada Dewan Keamanan pada tahun 2001/2002/2004

Jadi menurut Sekjen PBB pada tahun 2004, adalah Israel yang merupakan provokator dan Hizbullah hanyalah membalas agresi Israel.

Berkaitan dengan “penculikan” atas para serdadu Israel, Komite Palang Merah Internasional (the International Committee of the Red Cross - ICRC) pada tahun 2006 dalam laporannya mengenai Israel menjelaskan:

“Di akhir tahun 2005, sekitar 11,200 rakyat Palestina ditawan oleh Israel dalam unit-unit interogasi, pusat-pusat tahanan sementara, kamp-kamp tahanan militer, penjara-penjara dan markas-markas kepolisian”.

“Dari 12,192 tahanan yang dikunjungi, termasuk diantaranya 7,504 yang dimonitor secara individual (131 orang dari mereka adalah wanita dan 565 orang yang belum dewasa)”

Dokumen itu menyatakan bahwa ICRC mengeluarkan dokumen-dokumen pada 17,882 tahanan, sehingga jumlah total tahanan yang ditawan secara illegal mungkin lebih besar lagi jumlahnya. Angka-angka yang dikutip itu adalah angka para tahanan dimana ICRC memiliki aksek untuk itu. Ada sejumlah besar orang Muslim yang telah hilang dan karena itu tidak dilaporkan dalam angka-angka tersebut. Kebanyakan dari para tahanan itu telah diculik di jalan-jalan di Palestina atau di Lebanon. Adalah tidak berarti apapun bila 565 orang diantaranya adalah orang yang belum dewasa. Jadi, ketika Israel mengklaim bahwa negaranya telah diprovokasi untuk berperang dengan Lebanon dikarenakan penculikan tiga tentara Israel oleh Hizbullah, adalah merupakan pemutar balikkan fakta yang sangat nyata. Adalah jelas terlihat bahwa Israel adalah sang provokator.

Fakta-fakta yang diutarakan di atas telah diketahui dengan luas di wilayah itu dan khususnya juga oleh para penguasa Muslim, namun mereka tetap menyalahkan Hizbullah sebagai pihak yang menyulut perang, sehingga ini dijadikan alasan bagi mereka untuk tidak melakukan apapun. Mereka bahkan memecah belah umat dengan menyebutkan isu sekterian diantara Sunni dan Shiah, dengan menyoroti kenyataan bahwa Hizbullah adalah Shiah dan didukung oleh Iran. Alasan utama bagi sikap diam mereka adalah bahwa mereka tidaklah melayani kepentingan ummat ini, melainkan mereka melayani kepentiang tuan-tuan penjajah mereka : Amerika dan Inggris.

Menurut Abdullah Mohamed, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Kuwait:

“Menyalahkan Hizbollah adalah sebuah pesan kepada Amerika dari Negara-negara itu, yang mengatakan bahwa merekalah sumber kestabilan dan mereka akan terus melayani kepentingan Amerika di wilayah itu,”

Pernyataan Presiden Mubaraks mencerminkan pendirian seorang penguasa Muslim di wilayah itu:

“Mereka yang mendesak Mesir untuk berperang mempertahankan Libanon atau Hizbullah tidak sadar bahwa waktu berpetualang ke luar negeri sudah usai,”
“Mereka yang meminta kami untuk berperang akan membuat kami kehilangan semuanya dalam sekejap mata,”

“Tentara Mesir adalah hanya untuk melindungi Mesir dan ini tidak akan berubah,”

Press Trust of India (PTI) - Kairo, 26 July, 2006




Para penguasa ini pernah mempromosikan persatuan Arab dan mereka juga mengklaim mengutarakan persatuan Muslim melalui Organisasi Konperensi Islam (Organisation of Islamic Conferences -OIC). Tapi ketika mereka ditantang untuk bertindak untuk mempertahankan kesatuan itu mereka menunjukkan sikap egoisnya. Pernyataan Mubarak mengingatkan kita akan kata-kata Musharaf ketika Afghanistan diinvasi oleh Amerika tahun 2002, dia mengatakan: “Pakistan adalah yang utama”.

Tapi jangan terkecoh untuk berpikir bahwa mereka akan mempertahankan negara mereka, sebagaimana yang kita tahu yang terjadi atas Irak, dimana Sadaam Hussein tidak mengerahkan tentaranya untuk mempertahankan negaranya atas invasi yang dilakukan pasukan Amerika, dan adalah masyarakat dan para prajurit secara pribadi yang mengangkat senjata untuk mempertahankan Baghdad tahun 2003. Sebenarnya, pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh Raja Abdullah dari Yordania , Raja Abdullah dari Saudi Arabia dan Hosni Mubarak yang mengkritik Hizbullah secara mutlak memberikan justifikasi bagi serangan oleh Israel dan negara itu menganggapnya sebagai lampu hijau untuk menginvasi Libanon.

Para Penguasa Muslim telah banyak membuat alasan untuk tidak melakukan apapun, alasan yang utama adalah karena superioritas militer Israel dan bahwa berkonfrontasi dengan Israel akan membahayakan ekonomi nasional mereka. Mari kita lihat opsi-opsi apa yang ada bagi para penguasa itu:

· Militer – Konfrontasi Langsung

· Isolasi Ekonomi dan Budaya bagi Israel.

Militer

Angka-angka yang dikeluarkan di bawah ini menunjukkan bahwa tentara Muslim jika digabungkan akan mengalahkan jumlah personil angkatan bersenjata Israel dengan perbandingan 68 tentara Muslim: 1 tentara Israel. Negara-negara muslim Muslim mengeluarkan 17 kali lebih banyak anggaran militernya dibandingkan dengan Israel. Jadi jelaslah bahwa suatu gabungan tentara Muslim akan menjadi kekuatan militer yang dominan di wilayah itu. Bahkan dengan teknologi militer mereka yang maju, Israel tidak dapat mengatasi kekuatan militer yang begitu besarnya.

Jumlah Penduduk


Jumlah Personil Militer Aktif


Jumlah Personil Militer yang bisa dikerahkan


Pengeluaran Anggaran
(dalam $ milyar)

Israel
7,112,359
3,353,936
2,836,722
11.8187







Egypt
81,713,520
41,654,185
35,558,995
13.7836

Iran
65,875,224
39,815,026
34,344,352
19.0725

Jordan
6,198,677
3,371,706
2,886,132
2.4467

Syria
19,747,586
10,218,242
10,218,242
5.33183

Saudi
28,146,656
14,928,539
8,461,049
54.6

Turkey
71,892,808
39,645,893
33,444,999
45.2567

Yemen
23,013,376
9,932,593
3,585,947
3.71184

Libya
6,173,579
3,293,184
2,821,855
2.91408

Lebanon
3,971,941
2,229,474
1,883,155
1.25364

Kuwait
2,596,799
1,601,065
1,393,356
7.42

Oman
3,311,640
1,429,296
1,207,291
6.94146

Morocco
34,343,220
18,233,410
15,382,861
6.25

Algeria
33,769,668
19,327,735
16,357,759
7.3359

Tunisia
10,383,577
5,905,068
5,005,257
1.06498

Sudan
40,218,456
18,961,029
11,264,895
2.4294







Timur Tengah Muslim -
431,356,727
230,582,445
182,058,952
179.81263



Juga, setelah kita lihat selintas di perbatasan Israel jelaslah bahwa sebenarnya tidak mungkin bagi Israel untuk mempertahankan dirinya sendiri dari serangan darat yang dilakukan serentak dari Mesir, Yordania dan Syria. Anda mungkin akan heran jika dikatakan negara-negara itu belum pernah terlibat perang dengan Israel sebelumnya. Tentu saja pernah, tapi peperangan-peperangan itu sebenarnya adalah “perang yang telah dibuat scenario-nya” dengan tujuan mencari perdamaian bagi Israel.

Hal ini disebutkan oleh Mohammed Heikal dalam bukunya “The Road to Ramadan” (Jalan Menuju Ramadhan) – dimana dia mengutip ucapan salah satu jendral Sadat, Mohammed Fouwzi yang memberikan analogi atas seorang samurai yang menggambarkan dua pedang – sebuah pedang pendek dan sebuah lagi pedang panjang untuk suatu pertempuran. Fouwzi mengatakan bahwa peperangan ini (perang 6-hari tahun 1967) adalah suatu pedang pendek, yang menunjukkan sebuah pertempuran terbatas dengan motif-motif tertentu. Memang, pengkhianatan yang jelas ini yang dilakukan kepada ummat oleh Mesir sebanding dengan yang dilakukan Turki yang membantuTurki dalam latihan militernya. Seperti yang diberitakan oleh kantor berita Turki;

“Sedang dibuat perjanjian militer yang bernilai milyaran dolar, kerja sama intelejen, manuver-manuver dan operasi-operasi rahasia antara Turki dan Israel. Pesawat-pesawat tempur Israel terbang di atas Konya. Proyek perisai rudal juga menjadi agenda dari kedua negara itu; masih menjadi pertimbangan bahwa rudal-rudal itu akan ditempatkan antara perbatasan Iran dan Syria. Pada wilayah seluas 20 ribu km2 di perbukitan Konya, ada banyak manuver ratusan pesawat tempur yang sedang membuat serangan nuklir. Lusinan contoh seperti ini dapat ditunjukkan. Singkatnya, Turki adalah teman dan sekutu Israel ” – (http://www.zaman.com/?bl=columnists&alt=&trh=20060824&hn=35945)

Blokade Ekonomi

Ini mungkin yang menyatakan sesuatu yang jelas tetapi daratan, laut dan udara Israel terkunci oleh negara-negara Muslim. Jadi Israel bergantung pada negara-negara Muslim untuk hidup dan akses ke dunia luar. Apa yang akan menjadi akibat dari bloade laut, darat dan udara?

Blokade Laut

98% (menurut beratnya) dari ekspor dan impor Israel adalah melalui perjalanan laut (www.jewishvirtuallibrary.org). Seperti halnya Angkatan Laut Israel yang mengenakan blokade laut di Libanon, maka akan mudah pula bagi Mesir, Suriah dan Turki untuk mengenakan blokade laut bagi Israel hingga ke laut Mediterania. Israel mengimpor 90% dari minyak yang dikonsumsinya, yang mayoritas diimpor dengan tanker-tanker minyak. Blokade ini akan memiliki dampak yang besar pada pemenuhan energinya. Pelabuhan-pelabuhan minyak yang utama adalah Ashkelon dan Eilat, dimana saat ini pelabuhan Ashkelon menerima minyak dari tanker-tanker lewat Bosphorus, yang dikendalikan oleh Turki. Pada tahun 1989, Mesir mensuplai sekitar 45% kebutuhan minyak Israel tetapi secara bertahap telah diganti dengan minyak Rusia, dan saat ini ia masih sekitar 26-30%. Minyak tanker yang tiba di Eilat harus melalui Teluk Aqaba yang perairannya yang dikendalikan oleh Arab Saudi dan Mesir. Ini adalah terusan sempit dan suatu blokade dapat dengan mudah dilaksanakan. Pelabuhan Eilat adalah strategis karena akan menjadi kunci dari titik pusat distribusi untuk minyak di Asia Tengah ke pasar dunia, BP (British Petroleum) berencana untuk memompa minyak melalui ladang minya Baku-Tbilisi-Ceyhan dan pipa gas bumi melalui Turki lewat pipa minyak Tipline Israel ke Eilat. Semua rute itu memerlukan persetujuan dari negara-negara Muslim. Dengan melanjutkan tema persyaratan energi ini, Mesir menandatangani perjanjian dengan Israel pada bulan Juli 2005 memasok Israel antara “1,7 sampai 3 miliar kaki kubik gas alam setiap tahun selama 15 tahun.” .”( www.arabicnews.com).
Blokade ini hanya akan membatalkan perjanjian yang berikut ini, yang benar-benar menunjukkan betapa para pemimpin itu adalah para pengkhianat yang membantu Israel:


“Kapal-kapal Israel, dan kargo-kargonya yang menuju atau berasal dari Israel, menikmati hak lewat gratis melalui Saluran Suez dan pendekatan melalui Teluk Suez dan Laut Tengah berdasarkan Konvensi Konstantinopel tahun 1888 “


“Pihak-pihak yang terkait menganggap selat Tiran dan Teluk Aqaba untuk menjadi perairan internasional ke semua bangsa secara leluasa dan memiliki kebebasan navigasi dan penerbangan yang tidak bisa dicabut.


“disepakati bahwa hubungan semacam itu akan mencakup penjualan minyak komersial oleh Mesir kepada Israel, dan bahwa Israel akan berhak sepenuhnya untuk melakukan tawaran minyak yang berasal dari Mesir ” (Perjanjian Perdamaian antara Negara Israel dan Republik Arab Mesir - 26/03/1979)


Perjanjian Perdamaian Antara Negara Israel dan Republik Arab Mesir - 26/03/1979


Blokade laut juga akan membatasi pengiriman dari air yang sangat vital dibutuhkan dari Turki ke Israel. Israel dan Turki menandatangani perjanjian ‘air untuk senjata’ pada bulan Januari 2004 di mana Turki akan “mengkapalkan 50 juta meter kubik air per tahun selama 20 tahun dari sungai Manavgat di Anatolia” (Guardian UK) ke Israel dalam tanker-tanker air.


Blokade Darat


Perjanjian perdagangan berikut berarti bahwa barang-barang diperdagangkan secara lintas batas antara Israel Mesir dan Yordania:


Kesepakatan Perdagangan dan Niaga (08/05/1980) - “Untuk memastikan pergerakan secara bebas barang-barang antara kedua negara, masing-masing pihak akan menyediakan barang bagi pihak lain, sesuai dengan hukum, peraturan dan prosedur yang berlaku di negaranya, yang berkaitan dengan ekspor dan impor barang-barang dan komoditas “. “Kedua negara akan saling menyetujui satu sama lain dengan perlakuan paling baik dari negaranya “.


Dampak dari perjanjian ini adalah peningkatan ekspor dari Israel ke Mesir dan Yordania menyebut laporan sebagai berikut:

“Ekspor Israel ke Mesir dan Yordania pada Januari-Mei 2006 meningkat, berkat adanya perjanjian ekspor Wilayah Industri Yang Memenuhi Syarat (Qualifying Industrial Zone -QIZ) antara Israel dengan kedua negara tetangga …. Ekspor ke Mesir meningkat 93% menjadi US $ 48,7 juta “(http://www.port2port.com)


Blokade Darat akan mempengaruhi perdagangan, pos dan komunikasi di antara Israel dan masyarakat internasional.

Blokade Udara

Perjanjian Transportasi Udara - 08/05/1980 - “Untuk terbang tanpa pendaratan melewati seluruh wilayah dari Pihak yang menanda tangani perjanjian.”. “Untuk melakukan pemberhentian di wilayah tujuan non lalu lintas yang disebutkan…

”Perjanjian untuk tujuan menurunkan dan mengambil penumpang internasional, kargo dan surat dari dan ke wilayah lainnya dari pihak yang menanda tangani kontrak.”

Penerbangan Internasional dari dan ke Israel memanfaatkan koridor udara lewat negara-negara Muslim. Menerapkan blokade akan memberikan dampak yang besar bagi pariwisata dan saluran-saluran komunikasi yang vital, yang diperlukan negara Israel untuk bisa beroperasi.

Negara-negara Muslim telah mendukung seruan untuk memboikot barang-barang Israel pada tingkat individual, tetapi tidak ada yang dilakukan pada tingkat negara. Sehingga umat dapat secara sangat efektif memboikot barang-barang Israel dan Amerika. Begitu hebatnya akibat boikot itu pada produk-produk Amerika oleh umat Islam di Arab Saudi sehingga pada tahun 2002 mengakibatkan menurunnya ekspor sebesar $ 2 miliar US pada eksport Amerika. Namun ini kecil artinya apabila kita bandingkan dengan investasi dari negara-negara Teluk di Amerika Serikat.

Dilaporkan oleh koran Pravda, Rusia bahwa total aset dari enam negara-negara Teluk Persia yang dievaluasi berjumlah 1,4 triliun dolar, 75% di antaranya berada di negara-negara G8. Angka tersebut mungkin sekali dua kali lipat atau bahkan lebih jika kita masukan investasi tidak langsung dan kerjasama yang dinikmati oleh Negara-negara Teluk Adanya tuntutan perkara senilai $ 1 triliun yang dikenakan atas Saudi Arabia oleh keluarga-keluarga yang terkena serangan atas Amerika menunjukkan bahwa investasi Saudi di AS mungkin sekitar $ 750 miliar (Agustus 2002-BBC).

Blokade Budaya

Pada bidang-bidang seperti Pendidikan, Media dan Budaya, telah ditanda tangani perjanjian antara Israel dan para tetangga negara Muslimnya. Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk melunakkan kebudayaan Islam dan membuat Israel lebih dapat diterima di masyarakat Muslim. Berikut adalah tiga contoh dari perjanjian semacam itu:

Pendidikan-Protokol Mengenai Pendirian Pusat Akademi Israel di Kairo (25/02/1982) - “Kedua pihak telah sepakat untuk membentuk sebuah pusat akademik Israel di Kairo …. Pusat Akademi itu akan didirikan oleh Masyarakat Oriental Israel… .. “,” Untuk memberikan keramahan dan bantuan kepada warga negara Israel mengenai beasiswa dan kunjungan bagi ilmuwan. Melaksanakan seminar bagi para akademisi untuk kunjungan ilmuwan dan peneliti dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertemu dan bekerja sama dengan para akademisi dan peneliti Mesir”.

” Media-Protokol Kerjasama Antara Israel Dan otoritas Penyiaran Radio dan TV Persatuan Republik Arab Mesir - 16 / 02/1982 - “Kedua pihak akan bertukar program Radio dan Televisi Televisi program dan film, yang mencerminkan budaya, sosial, ekonomi dan kehidupan ilmiah di Negara-negara mereka”.

Kebudayaan- Perjanjian Kebudayaan Antara Negara Israel - 08/05/1980 - “kedua belah pihak akan mendorong dan mendukung kegiatan dan olah raga kaum pemuda di lembaga-lembaga masing-masing negara “.

“Kedua pihak akan mendorong kerjasama dalam dalam bidang budaya, seni dan ilmiah…” … “Pertukaran penerbitan budaya, pendidikan dan publikasi ilmiah”.

Ini tidak berakhir di sini saja. Kita tahu bahwa tujuan pembentukan PLO adalah untuk mengalihkan tanggung jawab membela Muslim Palestina dan melindungi Masjid Al-Aqsa kepada organisasi nasionalis seperti PLO. Sebenarnya, hal ini menjadi tanggung jawab para pemerintah Muslim yang jelas memiliki kemampuan untuk melakukannya tetapi berusaha untuk memalingkan harapan itu dari masyarakatnya sendiri. Demikian pula, sikap yang diambil ketika timbulnya isu untuk memboikot Israel adalah untuk mendorong umat untuk memboikot barang-barang Israel dan bahkan barang-barang Amerika karena dukungan dari produsen barang-barang itu untuk mendukung Israel.

Tetapi mereka sendiri telah menipu ummat dengan mengimpor produk-produk Israel di bawah label perusahaan-perusahaan Muslim. Dilaporkan pada tahun 2002 bahwa total barang-barang dari Israel senilai $ 150 juta diimpor ke Arab Saudi sendiri melalui 72 perusahaan di Yordania, 70 perusahaan di Siprus, 23 perusahaan di Mesir dan 11 perusahaan dari Turki. Rezim-rezim itu negara ketiga negara untuk menyamarkan sumber barang-barang itu (Deutsche Presse-Agentur).

Kesimpulan

Seseorang mungkin berpikir bahwa ini adalah pandangan yang disederhanakan dari suatu keadaan dan tidak mudah untuk menggerakkan tentara dan adalah sulit untuk menerapkan sanksi dan blockade pada sebuah negara. Jika itu masalahnya maka mengapa para penguasa Muslim itu berkumpul untuk membuat kekuatan dan bergabung dengan koalisi Anglo Amerika (Inggris Amerika) untuk menjatuhkan Sadaam dari Kuwait. Sesungguhnya di mata PBB dan masyarakat internasional, invasi ke Kuwait oleh Sadaam Hussien tidak berbeda dengan invasi ke Libanon oleh Israel. Apakah mungkin bagi PBB untuk menjatuhkan sanksi, menerapkan zona larangan terbang dan blokade laut selama 10 tahun tanpa kerjasama dengan para penguasa Muslim? Sama seperti Israel, Irak juga dikelilingi oleh negara-negara Muslim. Adalah para pengusa muslim itu lah yang sebenarnya menerapkan sanksi. Dapatkah anda mengingat para penguasa yang menentang atau melanggar sanksi-sanksi itu?

Saat ini pertanyaan yang seharusnya ada di pikiran anda adalah bagaimana kita membebaskan diri dari para pemerintah itu. Sejumlah opsi telah diusulkan kepada kami, seperti tidak memberikan suara bagi mereka. Kami telah melihat apa yang disebut pemilu demokratis di dunia Muslim sejak akhir Perang Dunia II namun mereka belum menghasilkan perubahan. Mereka hanya menghalangi perubahan dan memperkuat status quo. Ada berbagai upaya untuk membawa perubahan seperti dengan perjuangan bersenjata, tapi ini hanya menciptakan ketidakstabilan dan kehancuran dan membawa kita kembali ke tempat kita mulai. Masalahnya adalah bahwa umat Islam telah jatuh ke dalam perangkap dengan mengambil kebijakan-kebijakan dari para rezim korup itu dan para pendukungnya dari Barat yang selalu menyesatkan mereka. Tapi kebijakan kami, sebagaimana yang lainnya, terletak pada contoh yang diberikan oleh Nabi Muhammad (SAW) yang kita cintai.

Hanya Khilafah-lah, yakni sistem pemerintahan Islam, yang dapat menyatukan tanah kaum Muslim dan menghilangkan batas-batas negara yang telah dibuat diantara umat Islam agar mereka dalam keadaan terus menerus lemah dan terbelakang.

Hanya pemerintahan Khilafah-lah yang akan membentuk sebuah pemerintahan independen yang lepas dari kontrol Barat dan yang berkewajiban untuk melindungi kehidupan dan kehormatan kaum Muslim dan warga negara lainnya. Solusi-solusi yang diusulkan sebelumnya adalah dimaksudkan untuk memastikan bahwa perubahan menyeluruh tidak pernah bisa dicapai.

Hizbut-Tahrir adalah sebuah partai politik global yang beroperasi di berbagai negara di dunia Muslim yang bertujuan untuk memimpin umat untuk mendirikan kembali Khilafah. Partai ini bekerja secara politik untuk menyatukan masyarakat pada semua level dalam upaya mereka untuk mendirikan negara dan membawa perubahan menyeluruh.

Temukan caranya bagaimana Anda bisa bekerja dengan Hizbut-Tahrir untuk mendirikan kembali Khilafah dan membebaskan tanah kaum Muslim dari para penguasa Muslim dan para tuan-tuan penjajah mereka.

Muslim meriwayatkan dari al-A’araj, dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda: “Sesungguhnya imam adalah perisai yang dibelakangnya umat berperang dan dan bersamanya umat melindungi diri mereka.”

Notes1 Dikutip oleh Nahum Goldmann di Le Paraddoxe Juif (The Paradox Yahudi), pp121.

Catatan:
1 Kutipan oleh Nahum Goldmann in Le Paraddoxe Juif (The Jewish Paradox), pp121.

2 David Ben-Gurion, Mei 1948, kepada Staf Umum. Dari Ben-Gurion, A Biography, karangan Michael Ben-Zohar, Delacorte, New York 1978.

(Diterjemahkan oleh Riza Aulia, The Muslim Rulers’ Support of Israel, Hizb.org.uk)
(www.hizbut-tahrir.or.id)

Bolivia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Posted by cah_hamfara 20.18, under | No comments

Simpati terhadap Palestina tampaknya juga datang dari Amerika Latin. Presiden Bolivia Evo Morales memutuskan menghentikan hubungan diplomatik negaranya dengan Israel setelah serangan ke Gaza.

“Bolivia memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Mengingat serangan brutal terhadap kemanusiaan ini, Bolivia akan menghentikan hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar Morales seperti dikutip Reuters, Rabu (14/1/2009).

Sebelumnya, rekan dekat Morales, Presiden Venezuela Hugo Chavez, telah mengusir duta besar Israel dari negaranya pada 6 Januari lalu sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Gaza.

“Kejahatan yang dilakukan Pemerintah Israel mempengaruhi perdamaian dan stabilitas dunia,” lanjut Morales. Dia juga menyebut serangan Israel itu sebagai ‘genosida.’

Namun pihak Israel mengaku belum memperoleh konfirmasi dari Pemerintah Bolivia. “Kami belum menerima pernyataan resmi dari Pemerintah Bolivia,” ujar pejabat konsulat Israel di Bolivia, Roberto Nelkenbaum.

Nelkenbaum mengaku ‘terkejut dan sedih’ atas keputusan Morales tersebut. Sebab kedua negara telah memiliki hubungan diplomatik yang baik selama lebih dari 50 tahun. (DetikNews, 15/01/09)

Setelah Dibunuh, Teroris Israel itu Membiarkan Anjing Memakannya, Biadab!

Posted by cah_hamfara 20.15, under | 1 comment


“Ya Allah, aku tidak pernah melihat pemandangan yang mengerikan seperti ini,” jerit Kayed Abu Aukal. Doktor emergency itu tak percaya dan tak tahu lagi kata-kata apalagi yang bisa diungkapkan untuk menggambarkan kekejian Israel. Dia tak percaya, dirinya sendiri telah melihat beberapa hari sekembalinya untuk melihat Jenazah balita Shahd. Tubuh anak kecil perempuan yang berumur 4 tahun itu terkoyak-koyak dimakan anjing-anjing Israel.

Shahd tewas dan telah menjadi syuhada cilik ketika peluru kendali Israel ditembakkan ke belakang rumahnya di Kamp Pengungsian Jabaliya sebelah Utara Jalur Gaza. Saat itu, gadis cilik yang lucu tersebut tengah bermain.

Orangtua Shahd mencoba menyelamatkan putri kesayangannya yang telah bersimbah darah itu. Ketika ia mencoba mengambil jasad Shahd, pasukan teroris Israel menghujaninya dengan tembakan dari kejauhan.
Selama lima hari berkutnya jasad gadis balita itu telah terkoyak-koyak dirobek anjing yang dilepaskan oleh tentara Israel. “Anjing-anjing itu tidak menyisakan satu bagian pun dari tubuh anak kecil itu,” kata Abu Aukal.

“Kami telah melihat pemandangan yang menyayat hati selama 18 hari ini. Kami telah mengambil jasad anak-anak yang tubuhnya robek atau terbakar, tetapi belum pernah kami melihat hal seperti ini,” katanya lagi.

Melihat jenazah adik perempuannya yang masih balita menjadi santapan anjing-anjing tentara Israel, saudara laki-laki Shahd bernama Matar dan sepupunya bernama Muhammad, nekad mendekati jenazah Shahd. Keduanya pun dihujani peluru Israel sebelum keduanya dapat mencapai tubuh Shahd. Matar dan Muhammad pun menjadi syuhada, menambah daftar warga palestina yang syahid yang hingga hari ini telah mencapai 1.001 orang syahid sejak pembantaian 27 Desember lalu.

Sengaja

Omran Zayda, seorang tetangga Shahd, mengatakan, orang Israel mengetahui apa yang mereka lakukan itu. “Mereka memburu keluarga Shahd dan mencegahnya untuk sampai ke tubuh Shahd, dan mereka tahu bahwa anjing-anjing itu akan memakannya,” kata Zayda.

“Mereka tidak hanya membunuh anak-anak kami, mereka sengaja melakukannya dengan cara yang paling kejam dan biadab,” Zayda mengatakan kata-katanya, bahkan kamera, tidak dapat menggambarkan pemandangan yang mengerikan itu.

“Kalian tidak akan pernah membayangkan apa yang telah dilakukan oleh anjing-anjing itu terhadap tubuh Shahd yang tak berdosa itu,” katanya sambil terisak-isak tak tahan mencucurkan air matanya.

Sejumlah warga palestina mengungkapkan, apa yang menimpa Shahd bukanlah yang pertama. Banyak warga mereka mengalami hal yang sama dengan Shahd. Di Jabaliya, saat keluarga Abd Rabbu sedang memakamkan tiga anggota keluarganya yang telah syahid, pasukan biadab Israel menembaki mereka, kata saksi mata.

Orang-orang pun berlarian mencari perlindungan dari tembakan brutal itu. Tentara-tentara Israel kemudian melepaskan anjing-anjingnya ke arah jenazah anggota keluarga Abdu Rabbu yang belum sempat dimakamkan itu. “Apa yang terjadi kemudian sangat mengerikan dan tidak bisa dibayangkan,” kata Saad Abd Rabu, pamanya.

“Anak-anak kami tewas di depan mata kami dan kami dicegah untuk memakamkannya. Orang-orang Israel hanya melepaskan anjing-anjing mereka ke arah jenazah itu, bahkan seakan-akan mereka tidak cukup dengan kekejaman yang telah mereka lakukan itu,” jeritnya.

Biadab

Benar-benar biadab apa yang telah dilakukan oleh teroris Israel itu. Di tengah-tengah diamnya para tentara-tentara negeri-negeri Muslim, dengan leluasa penjajah Israel melakukan kebiadabannya. Bahkan kekejian di atas benar-benar biadab. Hingga hari ini para penguasa negeri-negeri Muslim masih diam bahkan bersekongkol dengan membiarkan pembantaan terus terjadi.

Media dunia yang dikuasai Israel, menggiring opini seolah-olah tindakan Israel itu wajar. Padahal, lihatlah betap kekejaman mereka lebih dari serangan teroris yang tak beradab. Bohong, jika teroris Israel itu hanya memburu Hamas. Yang terjadi adalah tindakan brutal dan biadab terhadap warga sipil yang kebanyakan mereka anak-anak kecil dan perempuan. Tak puas hanya membunuh warga Gaza, teroris Israel itu juga melepaskan anjing-anjingnya untuk memakan jenazah syuhada Gaza. Biadab!

Sampai kapan kebiadaban Israel ini terhenti? Lalu di manakah para pelindung anak-anak Palestina? Dimanakah tentara-tentara Muslim yang akan menyelamatkan anak-anak Gaza itu? Di manakah tentara-tetara negeri Islam yang akan menyelamatkan ayah dan ibu mereka? Di manakah Amir umat ini?

Sungguh hanya orang yang biadab saja, yang membiarkan Israel membantai Gaza. Lalu mereka menyibukkan diri dengan perundingan sementara mereka memiliki pasukan dan perlengkapan perang. Mereka enggan untuk menyelamatkan Gaza dengan mengerahkan pasukan yang akan menghancurkan penjajah Israel itu! Nasionalisme dan cengkraman PBB telah membuat mereka diam.

Benar, hanya Khilafah saja yang akan menjaga dan melindungi kehormatan kaum Muslim. Tidak seperti hari ini, ketika Khilafah tidak ada, negeri-negeri kaum Muslim telah disekat oleh batas semu nasionalisme. Sementara para penguasanya enggan untuk mengerahkan tentara mereka menyelamatkan anak-anak Gaza. Sampai kapan? (Syabab.Com, 14/01/09)

Surat Terbuka Ismail Haniyah pada Masyarakat Barat

Posted by cah_hamfara 20.09, under | 3 comments



Pimpinan Hamas Ismail Haniyah menyatakan bahwa agresi keji Israel ke Jalur Gaza adalah konspirasi antara rezim Zionis dengan sekutu-sekutunya yaitu AS dan Uni Eropa yang tidak senang atas kemenangan Hamas dalam pemilu di Palestina tahun 2006 lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Haniyah dalam surat terbuka yang ditujukan pada masyarakat Barat dan dimuat oleh surat kabar The Independent, Kamis (15/1)

"Meski mereka berusaha keras menyembunyikan konspirasi itu, yang menjadi pendorong perang kriminal Israel ke Jalur Gaza adalah pemilu di Palestina tahun 2006 yang dimenangkan oleh Hamas dengan suara mayoritas," kata Haniyah, perdana menteri Palestina yang dilengserkan secara sepihak oleh Presiden Mahmud Abbas dari faksi Fatah.

"Apa yang terjadi kemudian, Israel bersama AS dan Uni Eropa menggalang kekuatan untuk menggagalkan pilihan demokratis rakyat Palestina. Hal pertama yang mereka lakukan adalah dengan menghalang-halangi formasi pemerintahan nasional bersatu, lalu mereka menciptakan neraka bagi kehidupan rakyat Palestina dengan cara melakukan tekanan ekonomi. Upaya yang mereka itu semua menemui kegagalan yang menyedihkan, dan akhirnya memilih untuk menggelar perang kejam ini," tukas Haniyah.

Haniyah menolak klaim Israel bahwa agresi militernya ke Gaza untuk menghentikan roket-roket Hamas. Menurutnya, rakyat Palestina sudah sangat tahu bahwa Uni Eropa tidak melihat blokade yang dilakukan Israel sebagai bentuk agresi.

"Bukti-bukti sudah banyak, tapi mereka tanpa malu tetap mengatakan bahwa Hamas yang menyebabkan bencana yang menimpa rakyat Palestina karena tidak mau memperpanjang gencatan senjata," tandas Haniyah.

Ia melanjutkan,"Kami ingin bertanya, apakah Israel menghormati gencatan senjata yang dimediasi Mesir bulan Juni lalu? Tidak sama sekali. Karena kesepakatan itu menyebutkan bahwa Israel harus mengakhiri blokade dan menghentikan serangan ke Tepi Barat dan Jalur Gaza."

"Meski kami mematuhi gencatan senjata, Israel tetap melakukan pembunuhan terhadap warga Palestina di Gaza dan di Tepi Barat di tengah berlakunya apa yang kita ketahui sebagai kesepakatan damai Annapolis," tandas Haniyah.

Dalam surat terbukanya, Haniyah mengkritik dunia internasional yang bersikap diam melihat pembantaian yang dilakukan Israel terhadap lebih dari 1.030 rakyat Palestina di Gaza yang berlangsung selama 20 hari. Dunia juga tidak bersuara ketika Israel menggunakan senjata-senjata berbahaya.

"Harus berapa banyak lagi perjanjian dan konvensi yang harus dilanggar Zionis Israel agar mereka bisa dimintai pertanggungjawabannya.Tidak ada negara di dunia sekarang ini, dimana masyarakatnya tidak marah melihat penindasan brutal yang dilakukan Israel," tegas Haniyah.

Surat terbuka yang disampaikan Haniyah pada masyarakat dunia sudah sangat jelas membeberkan kejahatan Israel sebagai pihak yang selalu melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan-kesepakatan damai dengan Palestina. Bahwa Israel lah yang tidak pernah punya niat baik untuk hidup berdampingan dengan Palestina. Bahwa Israel, AS dan Uni Eropa telah menggalang konpirasi yang tidak menginginkan adanya sebuah kekuatan Muslim memuliakan bangsa Palestina. (ln/iol)

RESOLUSI 1860: BUKTI NYATA PENGECUTNYAPARA PENGUASA NEGERI ISLAM

Posted by cah_hamfara 16.19, under | No comments

بسم الله الرحمن الرحيم
RESOLUSI 1860: BUKTI NYATA PENGECUTNYA PARA PENGUASA NEGERI ISLAM
Mereka Tidak Hanya Menghinakan Gaza dengan Tentara Mereka, Justru Gaza Mereka Serahkan kepada Yahudi Melalui Resolusi PBB

[Al-Islam 438] Pagi hari ini, Resolusi DK PBB No. 1860 tentang serangan biadab terhadap Jalur Gaza telah dikeluarkan. Dalam redaksinya telah digunakan kelihaian politik yang busuk, yang sebelumnya telah digunakan dalam Resolusi PBB No. 242, setelah serangan tahun 1967 M. Pada saat itu dinyatakan, “Harus menarik diri dari tanah…,” padahal seharusnya, “Menarik diri dari seluruh tanah.” Tujuannya agar tetap menyisakan ruang bagi negara Yahudi untuk menduduki wilayah yang dikehendakinya!

Begitulah Resolusi ini, yang tidak secara tegas menyatakan, “Harus menarik diri dari Gaza…,” tetapi hanya menyatakan, “Harus menghentikan pertempuran (gencatan senjata),” yang berujung pada penarikan diri. Akan tetapi, kapan dan bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana pula dengan Resolusi yang sengaja masih diliputi kekaburan untuk menghentikan serangan Yahudi, karena Yahudi tetap tidak akan menghentikan serangan meski sudah ada sejumlah resolusi yang jauh lebih keras dan tegas?!

Sesungguhnya sejumlah Resolusi DK PBB tidak pernah bisa menyelesaikan masalah, bahkan sudah sangat banyak resolusi-resolusi seperti ini yang tidak dilaksanakan oleh negara Yahudi…Namun, AS dan sekutunya tetap saja menolak dikeluarkannya resolusi apapun dari DK PBB. Semuanya itu agar bisa memberikan kemudahan yang cukup bagi negara Yahudi untuk menumpahkan darah dalam serangan biadabnya terhadap Gaza hingga negara Yahudi itu bisa mewujudkan tujuannya.

Karena mengikuti dan membebek kepada AS, para penguasa negeri Muslim pun benar-benar patuh pada kemauan AS, dengan senang atau terpaksa, sehingga mereka pun tidak kompak, berselisih satu sama lain, dan tidak ada kata sepakat…

Namun, setelah negara Yahudi menyaksikan perlawanan dahsyat yang harus dihadapi, dan tampak bahwa dengan operasi militernya itu negara Yahudi tidak mampu mewujudkan apa yang ditargetkan—sehingga boleh jadi masalahnya berlarut-larut, sementara pemilihan umum mereka sudah di depan mata dan mereka pun membutuhkan kondisi “kemenangan”, baik melalui peperangan maupun perdamaian, agar pemilihan umum tersebut bisa berlangsung di sela-sela itu—saat itulah AS aktif sekali mewujudkannya untuk mereka melalui DK PBB sehingga Condolezza Rice menjadi magnet yang luar biasa dalam bebagai pertemuan dan meeting. Dia menggerakkan para penguasa yang menjadi kepanjangan tangannya sehingga mereka bergegas pergi untuk menemui DK PBB; siang-malam mereka bekerja keras dengan penuh semangat…Mereka itulah yang sebelumnya memandang perlunya membantu Gaza dengan tentara-tentara mereka dengan pandangan bak orang pingsan dari kematian. Padahal andai saja saat itu ada satu atau setengah front pertempuran di sana yang dibuka oleh para penguasa itu, pasti entitas Yahudi itu akan rontok, atau bahkan lenyap tak berbekas…

Melalui Resolusi ini, sebenarnya para penguasa (goodfather) itulah yang mewujudkan kepentingan Yahudi yang justru tidak bisa diwujudkan melalui serangan biadab mereka. Resolusi itu akan tetap melanggengkan tentara Israel di Gaza dan memastikan blokade terhadap Jalur Gaza tetap berlangsung dari sejumlah faktor yang bisa menguatkan dan mempersenjatai mereka. Jangan tertipu dengan penjelasan yang dibungkus dengan indah, tentang dibukanya blokade makanan dari mereka.

Untuk mensosialisasikan resolusi ini, AS sengaja abstain, agar tampak bahwa AS seolah-olah tidak berada di belakang resolusi tersebut, sehingga para penguasa itu pun bisa menunjukkan kemenangan gemilang yang jauh dari pengaruh AS. Mereka sesungguhnya bohong. Setiap orang yang berakal dan mempunyai kesadaran politik pasti tahu, bahwa andai saja AS tidak berada di belakangnya, pasti AS sudah memveto resolusi tersebut.
Wahai Seluruh Kaum Muslim:

Sungguh tepat sekali apa yang disabdakan oleh manusia jujur dan terpercaya, Nabi saw.:

«إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ»

Jika Anda sudah tidak mempunyai rasa malu, lakukanlah apa saja yang kalian inginkan.” (H.r. Bukhari, Ibn Majah dan Ahmad).

Para penguasa itu melihat Gaza memang harus diluluhlantakkan, dan darah-darah orang tak bersalah berhak ditumpahkan. Mereka pun tidak menggerakkan tentaranya untuk membantu Gaza; tidak juga melepaskan satu roket pun dari peluncurnya. Bahkan, lebih dari itu, justru mereka menghalang-halangi relawan untuk membantu Gaza…Ironisnya, mereka justru bergegas dan berlomba-lomba untuk mengeluarkan sebuah resolusi yang menghalangi Gaza dari akses senjata dan faktor-faktor yang bisa menopang kekuatannya…Semoga mereka dilaknat oleh Allah; bagaimana mereka sampai bisa berpaling seperti itu?

Siapa pun yang melihat entitas Yahudi, perampas Palestina, dan dia tinggal berdekatan dengan para penguasa itu, pasti tahu persis keberlangsungan eksistensi Yahudi ini benar-benar digadaikan pada keberlangsungan para penguasa itu. Merekalah yang melindunginya, jauh lebih baik daripada melindungi diri mereka sendiri. Bahkan AS dan negara-negara Barat yang lain, yang mendukung entitas ini, tidak akan mempunyai pengaruh apapun, seandainya ada satu saja dari para penguasa itu yang waras…
Wahai Kaum Muslim:

Kami telah mengingatkan berkali-kali. Kami mengulanginya lagi dan kami menambahkan, bahwa siapa saja yang ingin menghancurkan entitas Yahudi dan mengembalikan Palestina secara utuh ke pangkuan negeri Islam, maka dia harus berjuang untuk mewujudkan seorang penguasa yang ikhlas, negara yang benar, yaitu Khilafah Râsyidah. Sebab, seorang imam (khalifah/pemimpin) itu bagaikan perisai; orang-orang akan berperang di belakangnya, dan kepadanya mereka berlindung, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi saw. Pada saat itulah, negara Yahudi itu tidak akan pernah lagi ada, bahkan negara-negara kafir penjajah yang jauh lebih kuat dan digdaya ketimbang entitas Yahudi pun akan dihinadinakan.

Allah SWT berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَن كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikannya (Q.s. Qaf [50]: 37).

13 Muharram 1430 H
9 Januari 2009 M

Hizbut Tahrir

Box:

Sejarah Pengkhianatan Para Penguasa Arab/Muslim

1. Rezim penguasa negeri-negeri Teluk membiarkan tentara Amerika memasuki wilayah mereka dengan membangun pangkalan militer di Hijaz.
2. Alih-alih membela sikap rakyat Palestina yang menentang keberadaan Negara Israel, Raja Yordania Abdullah malah menyerukan agar Pemerintah Persatuan Palestina yang baru harus mengakui Israel dan meninggalkan tindakan kekerasan bila ingin diakui.
3. Saudi Arabia mengeluarkan fatwa tentang bolehnya berdamai dengan Israel yang secara tidak langsung merupakan pengakuan terhadap Negara Israel.
4. Beberapa negara Arab dan negeri-negeri Islam lainnya secara terbuka atau diam-diam berhubungan dengan Israel.
5. Dari sejarah diketahui Raja Abdullah (Transjordan), Raja Farauk (Mesir), memiliki hubungan yang erat dengan Inggris dan Amerika Serikat.
6. Ayah Raja Abdullah, Sharif Husein, sebelumnya telah bersekutu dengan Inggris untuk memerangi Khilafah Usmaniah. Kakaknya, Faisal, sebelumnya memiliki hubungan dengan pemimpin Zionis Chaim Weisman. Pembentukan Negara Saudi Arabia tidak lepas dari campur tangan negara-negara Barat, dalam hal ini Inggris. Kerjasama ini telah dilakukan oleh Dinasti Saud (rezim keluarga Saudi Arabia) dengan Inggris sekitar tahun 1782-1810. Pada saat itu, Inggris membantu Dinasti Saud untuk memerangi Daulah Khilafah Islam. Dengan bantuan Inggris, Dinasti Saud berhasil menguasai beberapa wilayah Damaskus. Kerjasama Dinasti Saud dengan Inggris ini semakin jelas saat keduanya melakukan perjanjian umum Inggris-Arab Saudi yang ditandatangani di Jeddah (20 Mei 1927). Dalam pernjanjian itu Inggris, yang diwakili oleh Clayton, mempertegas pengakuan Inggris atas kemerdekaan lengkap dan mutlak Ibnu Saud, hubungan non agresi dan bersahabat, pengakuan Ibnu Saud atas kedudukan Inggris di Bahrain dan di keemiran Teluk (George Lenczowsky, Timur Tengah di Tengah Kancah Dunia, hlm 351).
7. Pola-pola yang hampir mirip terjadi pada negara-negara Arab yang lain.
8. Pembentukan Negara Kuwait tidak lepas dari pernjanjian Mubarak al-Sabah dengan Inggris pada tahun 1899. Dalam perjanjian itu ditetapkan Kuwait sebagai negara yang merdeka di bawah lindungan Inggris. Negara-negara Arab lainnya juga menjadi rebutan pengaruh negara-negara Besar yang sangat mempengaruhi independensi penguasa negara-negara tersebut.
9. Negara Mesir dibentuk setelah terjadinya kudeta militer terhadap Raja Farauk (yang dekat dengan Inggris) oleh Gamel Abdul Nasser (yang kemudian banyak dipengaruhi oleh AS).
10. Tak jauh beda dengan Libya. Libya dibentuk oleh Itali sebagai daerah koloninya pada tahun 1943. Setelah itu Libya menjadi rebutan negara-negara Barat. Terakhir, Raja Idris yang dekat dengan AS dikudeta oleh Khadafi (yang menamatkan pendidikannya di Inggris).
11. Pengkhianatan negara-negara Arab juga telah menjadi penyebab dirampasnya dengan mudah tanah-tanah Palestina maupun negeri Arab lainnya oleh Israel tanpa ada perlawanan yang berarti. Direkayasa pula berbagai perang dengan Israel dengan berbagai tujuan antara lain untuk menunjukkan kehiraun rezim Arab tersebut terhadap Palestina. Padahal, kenyataan yang sebenarnya adalah pengkhianatan mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Sebenarnya tidak pernah terjadi perang yang habis-habisan. Empat perang yang pernah terjadi—1948, 1956, 1967, 1975—semuanya berakhir cepat dan dihentikan dengan intervensi Internasional. Wilayah kaum Muslim pun diserahkan kepada Israel dengan alasan kalah perang. Dalam perang tahun 1967, Raja Husein dari Yordania menyerahkan Tepi Barat Yordan kepada Israel tanpa berperang; Gamel Abdul Nasser menyerahkan Gurun Sinai dan Jalur Gaza; Hafedz Assad dari Suriah menyerahkan Dataran Tinggi Golan. Dari kekalahan perang yang direkayasa ini pun dibuat mitos bahwa Israel tidak akan pernah terkalahkan. Hal ini kemudian dijadikan legalisasi rezim-rezim Arab untuk tidak berperang terhadap Israel. Oleh sebab itu, seakan-akan perdamaian dengan Israel adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak. Padahal nyata-nyata tujuan dari berbagai perdamaian itu justru untuk mengokohkan keberadaan Negara Israel. []

Komentar:

Iran Seru Dunia Muslim Akhiri Genosida di Jalur Gaza (Republika.co.id, 12/1/09).

Jihad (perang)! Itulah kata kunci untuk akhiri genosida di Gaza.

12 Januari 2009

Galeri SAVE PALESTIN WITH KHILAFAH

Posted by cah_hamfara 07.11, under | 1 comment













 
Istrahatnya s'org aktivis adalah suatu kelalain, Laa rohata ba'dal yauum. Teruslah berjuang hingga Allah memenangkan Dien ini atau kita Syahid Karenanya...