Sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus sudah terlihat mulai berdatangan menuju gedung treatrikal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta, sejak pukul 07.30 pada hari Minggu (21/6). Kedatangan mereka terkait dengan acara yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Chapter Kampus Yogyakarta. Acara tersebut mengangkat tema “Keniscayaan Syari’ah dan Khilafah Untuk Indonesia Lebih Baik”. Tema yang diambil tersebut, dilatarbelakangi oleh adanya berbagai parsoalan yang sedang menimpa kaum muslim saat ini terutama di Indonesia, mulai dari kemiskinan, kebodohan, kesenjangan sosial, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas yang mengakibatkan tingginya tingkat aborsi dan HIV, korupsi, utang luar negeri yang semakin membumbung, penyesatan agama dan masih banyak lagi permasalahan yang menimpa kaum muslim, bahkan problem yang sampai sekarang menimpa kaum muslim di luar negeri terkait dengan berbagai penindasan dan terror yang digencarkan oleh bangsa kafir terkutuk.
Kegiatan tersebut terbagi menjadi dua sub acara, yang pertama sarasehan mahasiswa, dan yang kedua adalah Launching buku Manifesto Hizbut Tahrir. Acara ini di buka oleh Akhi Dhuha Ghufron (Ketua HTI Chapter Kampus) kemudian dilanjutkan dengan sarasehan. Pengantar sarasehan oleh ust. Nopriyadi, dosen Fakultas Tekhnik UGM juga sebagai anggota DPD I HTI Yogyakarta, host oleh Hamid Amali dihadiri lebih dari 150 mahasiswa dari berbagai kampus se-Yogyakarta seperti, UGM, UAD, UIN Suka, UMY, UNY, ISI, UCY, El Rahma STEI HAMFARA, STEI Yogyakarta, STTL, STTA dan masih banyak lagi kampus-kampus lain yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Pengantar yang diberikan ust. Nopri membuat para peserta antusias mengutarakan tanggapan, pertanyaan, sanggahan, dukungan, dan tantangan terhadap solusi yang disampaikan pemateri yang mengadopsi (tabanni) dari kitab-kitab Hizbut Tahrir. Apalagi acara tersebut disetting dengan nuansa sarasehan, sehingga para peserta dapat dengan bebas mengutarakan berbagai unek-uneknya, untuk disampaikan kepada pemateri.
Pemateri memandang bahwa berbagai permasalahan yang menimpa kaum muslim di dunia saat ini, termasuk Indonesia, terjadi karena diterapkanya sistem kehidupan yang salah yaitu sistem buatan manusia yang memisahkan antara agama dengan kehidupan (sistem sekuler). Sehingga manusia tidak mampu menyelesaikan problem-problem yang menimpanya. Oleh karena itu, sudah saatnya masyarakat harus bisa mengganti sistem perusak ini dengan sistem yang baik, tentunya sistem yang jelas-jelas bisa menyelesaikan berbagai problem tersebut dan bisa membawa masyarakat yang mengemban sistem tersebut menuju kepada kemuliaan. Dengan demikian Hizbut Tahrir melakukan penyebaran opini dimasyarakat, agar masyarakat sadar bahwa kita saat ini sedang berada pada sistem yang salah, dan harus menggantinya dengan sistem dari Allah SWT, sistem Islam dengan diterapkanya syari’ah Islam dibawah naungan khilafah ‘alaa manhaji an-nubuwah.
Ada beberapa pertanyaan dan tanggapan yang menarik dari peserta terkait solusi yang disampaikan oleh pemateri. Sebagian besar peserta, belum mengetahui metode yang dijalankan untuk menerapkan syari’ah dan menegakan khilafah, serta belum memiliki gambaran tentang sistematika khilafah itu sendiri seperti apa, “… apakah seperti sistem negara bangsa dengan presidensilnya, kepausan yang hanya bergerak dalam bidang spiritual saja, atau bahkan seperti kepemimpinan di Iran dengan Ayatullah Khameini?”, ujar salah satu peserta. Dengan waktu yang cukup terbatas, pemateri bisa menjelaskan berbagai pertanyaan dan sanggahan peserta, dengan menekankan bahwa, perjuangan menegakan Islam harus dilakukan sesuai dengan metode Rasulullah saw. Rasul saw tidak pernah berkompromi dengan penguasa jahiliyyah yang tidak berhukum pada hukum Allah SWT. Ini artinya dakwah Rasul saw diluar sistem, hingga beliau menerapkan sistem sendiri, yaitu sistem Khilafah. Sistem ini kemudian dilanjutkan oleh Khulafa ar-rasyidiin hingga berakhir pada masa Daulah Utsmaniyah. Jadi, bukan seperti konsep Negara bangsa, seperti Iran atau bahkan seperti konsep kepausan yang theokrasi. Hanya dengan sistem Khilafah sajalah, Islam dapat diterapkan secara kaffah dan bisa memberikan kesejahteraan serta keadilan bagi kaum muslimin maupun non muslim.
Dipenghujung acara sarasehan, panitia memutarkan sebuah video tentang pergerakan-pargerakan Hizbut Tahrir diseluruh belahan dunia, seperti Palestina, Irak, Inggris, Denmark, India, Pakistan, Australia, dan masih banyak lagi. Acara tersebut ditutup dengan Launching buku Manifesto Hizbut Tahrir untuk Indonesia yang Lebih Baik. Didalamnya memuat tentang konsep-konsep global Hizbut Tahrir, mulai dari sistem pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan lain-lain.
Hampir seluruh peserta serasa mendapatkan pencerahan setelah mendapat penjelasan dari sarasehan ini. Dari kuisieoner yang dibagikan panitia ke peserta, 90% mereka setuju dan mendukung Hizbut Tahrir, bahkan siap mengkaji pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir dalam forum-forum berikutnya. Allahu Akbar !!!